Aplilkasi ABC Online Memangkas Biaya Logistik Hingga 25 Persen
Sabtu, 20 Januari 2018, 18:47 WIBBisnisnews.id - Jasa layanan pengiriman barang berbasis teknologi internet kembali hadir meramaikan pasar e-commerce di sektor logistik melalui jaringan e-logistic ABC Online.
Aplikasi e-logistic yang dileluarkan Aditya Corp itu selain menjajikan biaya pengiriman barang yang jauh lebih murah juga waktu proses pegiriman yang lebih pendek. Karena si pemilik barang tidak perlu lagi memerlukan banyak pegawai tapi cukup satu orang atau dikerjakan sendiri pemilik barang melalui aplikasi e-logistik ABC Online.
Sistem pelayanan yang ditawarkan itu juga dijamin bakal memangkas tingginya biaya logistik hingga 25 persen. Diantaranya, pemangkasan biaya pegawai, proses yang lebih cepat dan harga pegiriman yang lebih murah.
"Aplikasi ABC Online yang kami tawarkan kepada pelaku usaha ini, mampu menggantikan posisi lima orang pegawai. Waktu juga tidak perlu terbuang percuma, karena cukup dilakukan satu orang sekretaris atau dikerjakan sendiri dari ruang kerja lewat smartphone di genggaman," kata CEO Aditya Group, Adharta Ongkosaputro kepada awak media, Sabtu (20/1/2018) ditengah-tengah kegiatan peluncuran jasa layanan aplikasi ABC Online di Kelapa Gading Jakarta Utara.
Adhartha menjelaskan, murahnya biaya logistik yang ditawarkan ini akan memicu daya beli masyarakat dan mendorong perekonomian nasional. Karena biaya pengiriman barang dapat dilakukan pada seluruh pelosok negeri di luar Jawa.
"Makanya saya berani menjamin, penggunaan aplikasi ABC Online yang saya tawarkan jauh lebih murah. Saat ini, pelaku usaha baik perorangan maupun lembaga yang sudah bergabung sudah ratusan. Targetnya dalam tahun pertama mencapai satu juga pengguna," jelas Adharta.
Kendati demikian diri juga menjamin, aplikasi e-logistic tidak menguranngi tenaga kerja tapi menambah openng hasilan banyak orang. "Bisa ibu rumah tangga, biro jasa yang selama ini menanganinya secara manual, bisa masuk jadi mitra kami dengan menggunakan aplikasi. Itulah yang kami sebut underline, mereka masih tetap berpenghasilan lebih meskipun sistem telah menggantikan dan tidak ada yang dirugikan," jelasnya.
Peluncuran aplikasi yang dihadiri sejumlah operator transportasi di bidang logistik darat, laut dan udara, seperti Garuda Indonesia dan perusahaan pelayaran Meratus itu kedepannya diharapkan bukan saja bisa melayani jasa logistik tapi juga masuk di pasar ritel e-commerce yang sekarang ini sedang trend di masyarakat.
"Dunia bisnis sudah ada digenggaman, tinggal kita memanfaatkan peluangnya," kata Adhartha.
Aplikasi ABC Online sektor logistik ini dapat dinikmati para pengguna android dan iOS secara gratis. "Kami siap melayani aplikasi logistik secara online ke seluruh Indonesia dan dunia. Layanan kami akan memotong jalur distribusi sehingga makin cepat dan mudah," tandasnya.
Bisnis zaman sekarang ini, ugkap Sidharta harus cepat, lancar dan terpadu atau terlibas. Semua menginginkan permasalahan bisa dilayani dengan cepat, bila perlu langsung dari rumah masing-masing.
"Konsumen sekarang maunya serba cepat aman dan lancar. Jika ingin merebut pangsa pasar dan konsumen makin banyak, harus bisa melayani dengan smart. Alternatifnya melalui layanan online salah satunya melalui ABC Online," kata Adharta.
Aplikasi e-logistic ABC Online sekarang ini juga telah berkolaborasi dengan afiliasi sejumlah
perusahaan terkemuka. Dia meyebutkan seperti Garuda Indonesia dan Meratus Line. "Kolaborasi ini perlu untuk memperkuat jaringan dan layanan agar pengguna merasa nyaman, aman, terlayani dengan cepat dan terpercaya," tambahnya.
Layanan aplikasi seperti ini juga diharapkan dapat menekan biaya logistik nasioal secara lebih cepat, sehingga Indonesia mampu berkompetisi dari negara-negara di kawasan ASEAN dan tidak selalu menjadi negara yang tertiggal karena tingginya biaya ongkos kirim.
Seperti diketahui, berdasarkan data hasil riset Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) 2017 menunjukan, biaya logistik Indonesia masih lebih tinggi dari seluruh negara di ASEAN atau sekitar 24 persen. Sebut saja seperti Thailand sebesar 13,2 persen, Malaysia 13 persen dan Singapura sebesar 8,1 persen.(Syam S)