Aptrindo - Truck Magz School, Mengasah Sikap Awarness Pengemudi
Kamis, 22 Maret 2018, 20:01 WIBBisnisnews.id - Guna meningkatkan kemampuan (skill) sopir angkutan barang, dan mengasah sikap awarness atau mawas diri, Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Truk Idonesia (DPD Aptrindo ) DKI bersama mitranya, Truck Magz School menggelar program defensive driving training.
Kegiatan pendidikan yang terbuka untuk seluruh pengemudi angkutan barang itu akan digelar mulai 4 - 5 April 2018 di Jakarta. Targetnya, menjaring para pegemudi, yang bukan hanya memiliki kemampuan membawa kendaraan berat dan angkutan barang tapi juga dituntut kemampuan mengenali kendaraan yang dibawanya.
Ketua DPD Aptrindo DKI Mustajab Susilo Basuki menjelaskan, program pendidikan ini sifatnya umum dan teruka kepada seluruh pengemudi dari berbagai assosiasi. "Bukan hanya untuk anggota Aptrindo, tapi seluruhnya, dan ada anggota Angsuspel Organda yang sudah mendaftarkan pengemudinya untuk mengkuti pendidikan ini," Tutur Mustajab, Kamis (22/3/2018) di Jakarta.
Dalam pelatihan itu, para sopir diberikan pemahaman, bagaimana mengenali secara menyeluruh kendaraan yang dibawanya. Termasuk, bagaimana mengenali ban yang masih laik pakai dan tidak laik pakai.
Secara teknis, seorang sopir idealnya lebih banyak memahami kondisi kendaraan yang dibawanya. Koordinator program Truck Magz Ratna Hidayani mengatakan, banyak kasus kecelakaan yang terjadi, bahwa sopir sudah mengetahui kalau kendaraannya mengalami masalah teknis, namun tidak dilakukan perbaikan karena berbagai faktor.
"Dalam pendidikan nanti, kami ajarkan para pengemudi itu untuk bertindak dan bersikap secara dini terhadap kendaraan yang mengalami masalah teknis sehingga tidak memaksakan untuk dibawanya tapi diperbaiki," jelas Ratna.
Program ini, tuturnya sangat penting dan strategis dalam melindungi para pengemudi, pemilik barang dan pengusaha angkutan termasuk masyarakat.
Targetnya ialah, mendidik si pengemudi memiliki kemampuan untuk melakukan pencegahan dini sebelum terjadinya kecelakaan fatal yang merugikan banyak pihak. Karena banyak kasus kececelakaan terjadi setelah dilakukan penyidikan di lapangan, ternyata, sopir sudah tahu kondisi kendaraan yang mengalami kecelakaan. Ada juga kendaraan laik operasi, tapi si sopir lalai dan kurang peduli terhadap keselamatan lalulintas.
"Kami ingin para sopir truk angkutan barang benar-benar profesional. Karena dalam pendidikan nanti ada program training manajemen soal ban atau tire management training dan manajemen dasar penggunaan pelumas atau basic lubricant training," jelas Ratna.
Berdasarkan data pelatihan pengemudi di Cilegon, Banten belum lama ini, sekitar 55 persen sopir truk dan kendaraan berat tidak memiliki driving awareness atau sikap waspada atau mawas diri terhadap sesuatu yang membahayakan di sekitarnya.
"Kan mereka mayoritas tidak menjalankan pendidikan formil tapi umumnya otodidak, dimulai dari jadi asisten atau kondektur, belajar sendiri, bisa membawa mobil dan jadilah sopir, yan penting asal bisa bawa," tutur Ratna.
Dengan latar belakang sopir seperti itu, wajar kalau mereka tidak memiliki sikap awareness dalam melaksanakan profesinya. "Sekarang mereka masuk program pendidikan, kami harapkan semua yang mereka tidak tahu, mereka menjadi tahu dan mengerti betapa pendingnya sikap peduli dan mawas diri, sehingga tingkat kecelakaan bisa dikurangi," jelas Ratna.
Karena itu, program pokok yang dimasukan dalam pendidikan ialah road sign & driving awareness. "Ini sangat penting dan strategis bagi para sopir," tuturnya.
Mustajab menambahkan, kelas yang dibuka sebanyak 100 sopir. Dengan program pendidikan road sign & driving awareness pada 4 April 2018 dan pada 5 April masuk pendidikan tire management training dan basic lubricant training.
Khusus peserta, nanti dipilih tujuh sopir terbaik yang akan mendapatkan sertifikat dan uang tunai masing masing Rp 250 ribu. Peserta terbaik I ,II dan III kategori sopir truk dan kategori perusahaan akan mendapatkan total hadiah Rp 30 juta, tropi serta piagam penghargaan. (Syam S)