AS Salahkan Korut Atas Serangan WannaCry
Selasa, 19 Desember 2017, 11:30 WIBBisnisnews.id - Amerika Serikat secara resmi menuduh Korut Senin malam 18 Desember melakukan serangan WannaCry yang menginfeksi sekitar 300.000 komputer di 150 negara pada awal tahun ini.
Korea Utara dicurigai berada di balik virus komputer dan ransomware, yang menuntut pembayaran untuk pengembalian akses.
Penasehat Keamanan Dalam Negeri, Tom Bossert membuat pengumuman di Wall Street Journal op-ed, dan diharapkan dapat memberikan rincian lebih lanjut dalam sebuah briefing dengan wartawan pada hari Selasa 19 Desember.
"Serangan itu meluas dan menghabiskan biaya miliaran, dan Korea Utara bertanggung jawab secara langsung," tulisnya.
"Kami tidak membuat tuduhan ringan, ini berdasarkan bukti."
Di antara komputer yang terinfeksi adalah komputer National Health Service (NHS), perusahaan telekomunikasi Spanyol, Telefonica, dan perusahaan logistik AS FedEx.
"Gangguan ini membahayakan nyawa," tulis Bossert dikutip dari AFP.
"Korea Utara telah bertindak sangat buruk, sebagian besar tidak terkendali, selama lebih dari satu dekade, dan perilaku jahatnya semakin mengerikan. WannaCry tidak pandang bulu."
Dia mengatakan Washington harus memimpin upaya untuk bekerja sama dengan pemerintah lain dan pebisnis untuk mengurangi risiko cyber dan menaikkan biaya demi meningkatkan keamanan dan ketahanan internet.
"Bila harus, AS akan bertindak sendiri untuk menerapkan biaya dan konsekuensi penyimpangan cyber," Bossert menambahkan.
"Presiden Donald Trump telah menarik banyak tuas untuk mengatasi perkembangan nuklir dan rudal Korea Utara, dan kami akan terus menggunakan strategi tekanan maksimum untuk mengekang kemampuan Pyongyang melakukan serangan, cyber atau lainnya."
Serangan WannaCry menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dengan menggunakan celah keamanan pada sistem operasi Microsoft Windows XP, sebuah versi lama yang tidak lagi didukung oleh raksasa AS tersebut.
Ransomware, yang dapat digunakan pada PC dan juga tablet dan smartphone, adalah perangkat lunak berbahaya yang mengunci file komputer dan memaksa pengguna untuk membayar jumlah yang ditunjuk dalam mata uang Bitcoin virtual untuk mendapatkan kembali akses ke file. (marloft)