Bandara Jenderal Soedirman Ditargetkan Selesai 2019
Selasa, 24 April 2018, 11:06 WIBBisnisnews.id - Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan, Bandara Jenderal Besar Soedirman yang terletak di kawasan pangkalan TNI AU Wirasaba Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah sangat strategis karena diapit oleh empat kabupaten.
Bandara yang dibangun secara bersama-sama dengan TNI AU selaku pemilik lahan, AirNav dan PT Anglasa Pura 2 i ditargetkan selesai 2019. Nantinya bukan hanya dapat membangkitkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Purbalingga tapi juga Kabupaten Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara dan Kebumen. Juga ada kota Purwokerto yang merupakan ibukota Kabupaten Banyumas yang total penduduknya sekitar 4,5 juta jiwa.
Menurut Dirjen Agus jumlah itu layak diberikan fasilitas bandar udara sipil. Apa lagi waktu tempuh antar kota cukup lama dengan meningkatnya lalu lintas kendaraan bermotor yang melebihi kapasitas jalan raya.
Selama ini diperlukan waktu sekitar 4-5 jam dari kota besar seperti Solo, Jogja dan Semarang untuk menuju wilayah lima kabupaten . Untuk meningkatkan arus barang dan jasa, perlu dikembangkan moda transportasi lebih cepat dan efisien yaitu transportasi udara.
“Letak lima kabupaten tersebut memang agak jauh dengan kota-kota besar di Jawa Tengah dan DIY yang mempunyai bandara besar seperti Semarang, Solo dan Yogyakarta. Padahal wilayah ini berkembang sangat pesat baik itu ekonomi, sosial, budaya dan wisata. Untuk itu diperlukan tambahan satu lagi transportasi selain transportasi darat dan kereta api, yaitu transportasi udara agar pergerakan barang dan jasa menjadi lebih cepat dan efisien, langsung dari dan ke kota tujuan,” kata Agus, dalam pernyataan teetukisnya Selasa (24/4/2018) terkait dimulainya pembangunan bandara Jenderal Besar Soedirman.
Sedangkan untuk wisata, juga ada beberapa tempat wisata yang sudah sangat terkenal baik nasional maupun internasional seperti Baturaden, Pegunungan Dieng, Gua Lawa dan lainnya.
“Bandara ini akan dikembangkan di kompleks Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba sehingga menjadi bandara enclave sipil. Nantinya akan dilakukan pembangunan terminal penumpang, perpanjangan runway, pembangunan apron, taxiway, jalan untuk GSE dan tower ATC serta melengkapi sarana dan prasarana lainnya untuk keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan penerbangan,” lanjut Agus.
Pembangunan yang akan dilakukan di antaranya perpanjangan runway dari 850 m x 50 m (grass) menjadi 1600 m x 30 m (flexible). Sedangkan taxiway akan dibangun yang tadinya grass menjadi flexible berukuran 30 x 25 m dan dibangun satu lagi dengan ukuran 85 m x 13 m (flexible). Apron yang berukuran 100 x 45 (grass) juga akan dilakukan perbaikan menjadi jenis flexible.
Sedangkan untuk terminal penumpang, pada tahap pertama akan dibangun seluas 690 m2 yang bisa menampung pergerakan 300 ribu penumpang per tahun. Selanjutnya pada tahap kedua akan dikembangkan menjadi seluas 850 m2. (Syam S)