BEI dan Beberapa Perguruan Tinggi Termasuk Universitas Paramadina Berkolaborasi dan Lakukan Riset Soal SDGs
Kamis, 17 Oktober 2019, 06:12 WIBBisnisNews.id -- Kemitraan lintas sektor ini telah menjadi trend baru dalam proses pembangunan berkelanjutan. Kemitraan akan membuka ruang bagi seluruh stake holder pembangunan untuk terlibat secara bersama-sama, mengisi ruang kosong yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh masing-masing stake holder.
Untuk mencapai setiap tujuan pembangunan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, seluruh stake holder pembangunan di Indonesia harus bisa memanfaatkan kemitraan lintas sektor ini menjadi agen pembangunan yang efektif bagi negara.
Sektor swasta (private sector), khususnya dunia industri dimana selama ini memiliki kebijakan untuk membatasi akses dalam membangun kemitraan. Dengan perkembangan konsep kemitraan yang telah menjadi tujuan pembangunan global, sektor industri harus memiliki konsep kemitraan strategis (strategic partnership) yang bisa diimplementasikan di tingkat industri, sektor, dan lembaga sektor publik.
Kemitraan strategis tersebut diharapkan mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia melakukan riset ini merupakan bentuk kemitraan antara regulator pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI). "Lembaga pendidikan tinggi Universitas Indonesia (UI), Universitas Paramadina dan organisasi internasional Ford Foundation terkait Sustainable Development Goals (SDGs)," sebut siaran resmi Universitas Paramdina Jakarta yang diterima BisnisNews.id di Jakarta.
Kolaborasi antar lembaga ini mencoba untuk menemukan faktor-faktor pembeda sukses-gagal, sebanyak 151 responden Corporate Secretary dari 652 perusahaan yang terdaftar di BEI per tanggal 1 Agustus 2019 perusahaan yang listing di BEI.
Dipilihnya perusahaan-perusahaan yang sudah tercatat di BEI, diharapkan bisa mejadi benchmark bagaimana sebuah perusahaan mempersiapakan program kemitraan strategisnya, mengimplementasikan programnya dan merasakan dampak atau outcome yang dihasilkan dari program kemitraan tersebut.
Tujuan dari riset ini adalah untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana meningkatkan kemitraan strategis yang berhasil di industri, sektor, dan lembaga sektor publik. Khususunya bagi perusahaan-perusahaan yang sudah listing dalam bursa efek Indonesia.
Temuan dari penelitian ini berfungsi untuk memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kinerja kemitraan strategis, baik dalam aspek teoritis maupun praktik manajerial. Sehingga hasil dari penelitian ini, bisa menjadi acuan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan startegi kemitraan.
Riset tahap I ini menguji tiga tahapan, kesiapan (readines), pelaksanaan (action) dan hasil (outcome), untuk mengetahui faktor berhasil dan gagal perusahaan dalam melakukan strategic partnership.
Salah satu hasil temuan adalah diperoleh faktor sukses paling tinggi dalam masa persiapan (readiness) perusahaan untuk melakuan strategic partnership adalah perusahaan harus memiliki rencana kerja untuk kemitraan bisnis dengan mitra bisnis.
Tetapi sebaliknya faktor gagalnya adalah perusahaan tidak memiliki rencana kerja untuk kemitraan bisnis dengan mitra bisnis.(helmi)