BUMN Penerbangan Harus Bermitra Dengan Maskapai Swasta Nasional
Kamis, 31 Oktober 2019, 21:24 WIBBisnisNews.id -- Kementerian BUMN dibawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir berharap kehadiran perusahaan milik negara di bidang penerbangan ke depan bukan hadir sebagai kompetitor bagi private sektor, tapi juga sebagai mitra dan simulator terhadap perkembangan industri penerbangan di Tanah Air. Pasar penerbangan nasional sangat besar dan jangan sampai jatuh ke pihak asing.
"Jadi, sebagai fokus program kerja asosiasi ke depan adalah, kami akan mencoba untuk berkolaborasi dengan para pemangku kebijakan dan stakeholders yang terlibat dalam industri aviasi ini," kata Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon B Prawiraatmadja di Jakarta, Kamis (31/10/2019) petang.
Dikatakan Denon, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor penerbangan sesuai kebijakan Kementerian BUMN untuk dapat berkolaborasi dan bersinergi mengembangkan industri aviasi di Indonesia.
Baca Juga
CEO PT Whitesky Aviation yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum INACA yang baru ini mengatakan, Indonesia dan Asia Tenggara masih menjadi pasar penerbangan yang menjanjikan. Bukan hanya oleh maskapai nasional, tapi juga maskapai asing ingin masuk ke Indonesia dan meraup pangsa pasar yang menjanjikan ini.
Indonesia dengan 250 juta jiwa lebih, merupakan potensi pasar penerbangan yang sangat besar. "Pangsa pasar ini idealnya bisa dinikmati maskapai penerbangan nasional. Bukan sebaliknya kita menjadi penonoton karena semua habis diambil maskapai asing," kilah Denon lagi.
Dia menyebutkan, pihak pemangku kepentingan terkait itu antara lain seperti AirNav Indonesia hingga PT Pertamina (Persero) sebagai penyedia bahan bakar penerbangan atau avtur. "Mereka harus mempunyai semangat yang sama untuk mendukung dan memperkuat industri penerbangan nasional," jelas Denon.
Kerjasama ini, menurut profesional bidang penerbangan itu, dimaksudkan untuk menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi di industri aviasi saat ini. Industri penerbangan nasional harus makin maju dan mempunyai posisi tawar yang kuat.
Tantangan Industri Penerbangan
Denon juga menyatakan, tantangan bisnis di tahun-tahun belakangan ini pada sektor penerbangan begitu besar sehingga menambah beban perusahaan yang bergerak di dalamnya.
Namun, Denon meyakini, atas kebersamaan para operator yang diwadahi dalam INACA ini dapat mencarikan jalan keluar atau solusi bagi para BUMN yang terkait dalam mensukseskan transportasi udara.
"Mungkin dari beberapa negara luar sudah mengamati bahwa Asia Tenggara ini merupakan satu buah aspek bisnis bagi industri aviasi. Terlebih Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu kita harus bisa mempunya competitive value dalam mensukseskan transportasi udara," tuturnya.
Oleh karenanya, Denon berpikir bahwa di sinilah peran serta asosiasi guna menjadi jembatan untuk mempunyai ruang berinteraksi kepada beberapa pihak terkait, seperti para pemangku kebijakan, stakeholder terkait, hingga BUMN.
"Harapan kami (INACA) ke depan, dapat membantu para anggota asosiasi, khususnya menggairahkan industri aviasi, terlebih dalam kaitan mensukseskan local player yang berada di Indonesia," tukas Denon.
Sebaliknya, tambah Denon, seluruh anggota INACA baik penerbangan beradwal atau charter komit mendukung Pemerintah membangun "Bali Baru" di Indonesia. Industri pariwisata akan menjadi prioritas Pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional mendatang.
"Sebanyak 10 destinasi wisata unggulan ittu harus bisa diwujdukan dan anggota INCA komit dan siap menyukseskannya," tegas Denon didampingi jajaran pengurus INACA lainnya.(helmi)