Capt Suyono, Beda Jemput WNI Dari Wuhan Dengan Vietnam
Selasa, 18 Februari 2020, 06:17 WIBBisnisNews.id -- Menjemput WNI dari Wuhan China yang sedang dilanda wabah virus Corona bukan tanpa masalah. Sebaliknya, tim penjemput baik crew pesawat, staf Kemenkes, Kemenlu dan lainnya harus bertaruh nyawa. Jika sampai terpapar virus mematikan itu, maka nyawa menjadi taruhannya.
Kondisi itulah dialami crew Batik AIr, maskapai yang ditugaskan negara menjemput WNI eks Wuhan kemarin. Salah satunya dirasakan oleh captain pilot Batik Air, Capt Suyono Suwito. "Bukan tidak takut. Tapi demi tugas negara menyelamatkan ratusan nyawa WNI di Wuhan kita berangkat menjemput mereka ke sentrum peredaran virus Corona itu," kata Capt Suyono menjawab BisnisNews.id di Jakarta, Senin (17/2/2020) petang.
Dia bersama 18 crew Batik Air dengan niat tulus berangkat menjemput ratusan WNI di Wuhan. Untuk memastikan kita tidak terpapar virus Corona, seluruh crew Batik Air harus ikut dikarantina di Pangkalan TNI Ranai, Pemkab Natuna. "Alhamdulillah, semua sudah selesai dan kita dinyatakan sehat dan bisa beraktivitas kembali," papat pilot senior itu.
Menurutnya, pengalaman mendebarkan menjemput WNI di negeri orang bukan hanya ke Wuhan. "Saya pernah ditugaskan menjalankan tugas kemanusiaan dari PMI. Yaitu menjemput WNI dari Vietnam, yang sedang dilanda perang. Saat itu, cukup mendebarkan dan nyawa menjadi taruhannya," aku Capt Suyono.
"Kalau saat ke Vietnam, kita dibawah ancaman peluru. Jika sampai terkena peluru menyasar, maka petugas PMI pun bisa menjadi korban. Sementara, saat terbang ke Wuhan, ancaman kita adalah virus Corona yang mematikan juga," papar Capt Suyono lagi.
Intinya, menurut dia, kita harus tetap profesional dan ekstra hati-hati. Bertugas dibawah desingan peluru atau virus Corona sama-sama berbahaya. "Tapi, demi menyelematkan ratusan WNI serta tetap mengikuti petunjuk kesehatan, penerbangan Batik AIr bersama ratusan WNI dari Wuhan bisa mendarat di Indonesia dengan aman dan selamat," kilah Capt Suyono.
Penghargaan Dari Negara
Atas dedikasi dan erjuangan seluruh tim penjemput WNI dari Wuhan termasuk Crew Batik Air, mendapatkan piagam penghargaan dari Negara cq. Kementerian Perhubungan. Menhub Budi Karya Sumadi langsung memberikan penghargaan kepada 18 crew maskapai Batik Air yang melakukan penerbangan misi kemanusiaan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China di tengah merebaknya wabah virus corona di kota tersebut.
Sebanyak 18 crew Batik Air tersebut mendapatkan penghargaan Adhikarya Dirgantara Adhirajasa yang artinya Penghargaan Penerbangan Tangguh/ Pemberani.
“Kami sebagai regulator yang mengayomi penerbangan bisa membayangkan bahwa upaya volunteer dari adik-adik kita ini luar biasa. Untuk itu sangat pantas jika kami memberikan penghargaan kepada mereka. Ini bisa menjadi contoh bagi semua awak pesawat, kapal, bus dan kereta api dalam melakukan tugas-tugas kemanusiaan seperti ini,” ujar Menhub Budi.
Menhub Budi juga mengapresiasi keberanian para kru untuk mengemban tugas yang diberikan oleh Negara untuk menjemput 238 WNI yang berada di Wuhan kembali ke Indonesia.
“Misi kemanusiaan ini merupakan hal yang sangat mulia sehingga perlu diabadikan karena tidak dapat dibayangkan mereka menjalankan tugas dengan mempertaruhkan dirinya sendiri. Penghargaan ini bukan hanya dari Pemerintah melainkan dari seluruh bangsa Indonesia sebagai lambang rasa keberanian dan ketulusan yang telah dilakukan oleh para awak kabin dan pilot,” ungkap Menhub.
Menhub Budi Karya juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh anggota keluarga dari Kru Batik Air, karena telah ikhlas dan mendukung misi kemanusiaan tersebut.
Menhub pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait seperti : Pemkot Batam, Pemkab Natuna, Kantor Kesehatan Pelabuhan, petugas layanan darat (ground handling), pengelola bandara, pengatur lalu lintas udara, dan berbagai pihak yang terlibat sehingga operasional penerbangan misi kemanusiaan ini dapat berjalan lancar.
“Para awak kabin yang membawa WNI dari Wuhan ini adalah simbol kebhinekaan dan persatuan Indonesia yang patut menjadi contoh dan inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk tetap kuat dan cinta pada tanah air,” tandas Menhub Budi.(helmi)