Cegah Covid-19, Ini Pesan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Pada Warganya di Perantauan
Jumat, 27 Maret 2020, 21:16 WIB
BisnisNews.id -- Untuk yang kesekian kali saya (Gubetnur Jateng Ganjar Pranowo) menghimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu (di perantauan); jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung. Jika penjenengan semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung di tengah wabah virus Corona (covid-19).
"Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang. Saya tegaskan, sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh," kata Gubernur Ganjar Pranowo dalam pesan melalui video conference di Semarang, Jateng, Jumat (27/3/2020).
Menurutnya, jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa. Bapak ibu yang ada di Jakarta tentu tahu, ibu kota adalah zona merah Corona. "Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau keluarga kita."
Artinya, jelas Ganjar, bapak ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif Corona tapi tidak mengetahuinya. Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala. "Dan jika anda sudah mengidap Corona, lalu anda nekat pulang. Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, orang-orang di jalan, keluarga, bahkan satu desa kena semua," katanya mengingatkan.
Pasien positif Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan kita. "Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal. Di Purbalingga, ada juga empat pasien positif Corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta," jelas Ganjar.
Menurutnya, mohon maaf kalau semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan virus Corona di Jateng yang sangat cepat. "Dalam tiga hari, pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal. Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan 294 orang," sebut Ganjar lagi.
Lonjakan Pemudik ke Jateng ?
Kenaikan signifikan ini, menurut Ganjar -- dugaan kami – salah satunya karena adanya lonjakan warga perantauan yang mudik ke wilayah jawa tengah. Hingga 26 Maret ada 66.871 pemudik dari berbagai provinsi yang pulang ke Jateng.
Paling banyak, papar Ganjar ada di Wonogiri ada 42.838 orang. Kemudian Kota Semarang dan sekitarnya 10.979, Cilacap 4.527, Jepara 2.164. Lainnya di Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Pati, Grobogan, Kabupaten Magelang, Purbalingga, Boyolali, Sragen, dan Karanganyar.
Ganjar menambahkan, pihaknya sepakat dengan Sri Sultan HB X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Semua pemudik otomatis masuk kategori ODP. Semua. "Maka bupati walikota hingga kepala desa agar mendata siapa saja pemudik yang sudah datang. Kemudian para pemudik ini harus mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Segera melapor jika merasakan gejala sakit agar segera ditangani," aku Ganjar.
Kemarin, aku Ganjar, dia juga sudah berkoordinasi dengan Pemda DKI dan Gubernur Jawa Barat. Selanjutnya saya akan koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur. Kita buat kesepakatan bersama untuk melarang warga pulang ke daerah asal. "Yang di Jakarta tetap di Jakarta, yang di Jabar tetap di Jabar, yang di Jateng tetap di Jateng, yang di Jatim tetap di Jatim," katanya memberikan contoh.
Untuk menjamin kehidupan warga di perantauan yang sudah tidak bisa bekerja, terang Ganjar, kami pun mengusulkan pada Gugus Tugas agar memberikan social safety net. Ada jaminan kebutuhan dasar untuk masyarakat selama menjalani social atau physical distancing di rumahnya masing-masing.
COVID-19 ini, menurut Ganjar, bukan masalah sepele. Ini masalah hidup-mati. Karena itu, mohon jangan bersikap meremehkan. Jangan semaunya sendiri. Ini masalah kita bersama yang harus kita selesaikan juga dengan kebersamaan. "Anda berdiam di rumah, kita semua sehat. Atau anda nekat, kita semua terancam tidak selamat," tegas Ganjar.(helmi)