Delivery Order Online di Priok Belum Terintegrasi
Jumat, 09 Februari 2018, 14:30 WIBBisnisnews.id - Delivery Order Online di Pelabuhan Tanjung Priok diragukan dapat memangkas biaya logistik karena masih sangat parsial. Padahal para pelaku usaha berharap, adanya integrasi sistem di masing-masing terminal sehingga Logistics Performance Index (LPI) sesuai yang diinginkan.
Sistem itu menurut Ketua Umum DPP
Asosiasi Logistik dan Forwarders Indonesia (DPP ALFI) Yuki Nugrahawan Hanafi, bila benar-benar dilaksanakan secara baik, sangat membantu para pelaku usaha. Bukan hanya biaya yang bisa dipangkas tapi juga waktu pengurusan lebih efisien, transaksi lebih terjamin dan menghilangkan antrian di loket.
" Sistem ini dapat memangkas waktu postclearance dalam pengurusan pengeluaran barang dari pelabuhan," kata Yukki, Jumat (9/2/2018)
Namu Yukki mengaku ragu sistem ini brjalan baik karena di lapangan masih ditemui kendala, sehingga berdampak kepada kelancaran arus barang.
Salah satu hambatan yang harus dihilangkan ialah belum terintegrasinya sistem. Dia mencontohkan, di Tanjung Priok masing-masing terminal mempunyai inisiatif mengembangkan sendiri secara inhouse.
“Hambatan yang dihadapi ini menyebabkan pengguna jasa sulit melihat peformansi secara menyeluruh karena banyaknya sistem. Seharusnya seluruh terminal ikut berkolaborasi dengan inovasi yang ditawarkan oleh pemerintah agar implementasi DO Online bisa berjalan maksimal. Kita juga harus lebih kompetitif dan bisa mengejar ketinggalan di wilayah maritim dari Negara tetangga,” kata Yukki.
Padahal DO Online itu memiliki payung hukum jelas, yakni Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 120 tahun 2017. Artinya kalau tidak terintegrasi, penurunan biaya ligistik tidak signifikan.
Seperti diketahui, perolehan LPI Indonesia di tahun 2016 berada pada peringkat 63, sedangkan pada tahun 2014 berada diperingkat 53. Kata Ykki aturan itu harus didukung para pelaku usaha dan stakeholders ke pelabuhan seperti Pemerintah, Terminal Operator, Pelayaran, Pengguna Jasa.(Syam S)