Ditjen Hubdat Bangun 3 Kapal Di Makassar, 2 Antaranya Senilai Rp70 Miliar
Kamis, 10 Oktober 2019, 07:14 WIBBisnisNews.id -- Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi bersama Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Chandra Irawan menyaksikan acara Peletakan Lunas (Keel Laying) terpadu pembangunan 3 unit kapal penyeberangan untuk Danau Matano, Danau Towuti, dan Kepulauan Selayar.
Acara keel laying diselenggarakan di Areal Plater Shop PT Industri Kapal Indonesia (Persero), Makassar, Rabu (9/10/2019). Dua kapal diantaranya dibangun dengan dana APBN senilai Rp70 miliar.
“Saat ini kapal yang dilaksanakan keel laying merupakan Sister Ships dari kapal penyeberangan dengan tonase serupa yang pernah dibangun sebelumnya. Kita menetapkan bahwa dua unit kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 200 GT masing-masing senilai Rp34 Miliar untuk Danau Matano yang akan melayani lintas Soroako-Nuha dan Danau Towuti yang akan melayani lintas Timampu-Beau (Tokalimbo) serta 1 unit kapal Ro-Ro 500 GT senilai Rp36 Miliar untuk Kepulauan Selayar dengan berbagai ukuran dan skema Multi Years Contract,” kata Dirjen Budi.
Peletakan lunas merupakan awal dari konstruksi kapal yang dianggap sebagai momentum hari kelahiran kapal baru, diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal.
Dirjen Budi menambahkan bahwa ini merupakan komitmen pemerintah dalam hal memperbaiki pelayanan dan memperbaiki aspek keselamatan di bidang pelayaran.
“Saya mengucapkan selamat kepada PT Industri Kapal Indonesia (Persero) dan PT Citra Bahari Shipyard yang telah mendapatkan kepercayaan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan Kapal Penyeberangan Penumpang untuk Danau Matano dan Danau Towuti serta Kepulauan Selayar TA. 2019-2020, semoga kapal penyeberangan yang akan dioperasikan di Provinsi Sulawesi Selatan ini dapat dimanfaatkan secara optimal,” kata Dirjen Budi.
Dalam tahun anggaran 2019, Ditjen Hubdat akan membangun kapal penyeberangan sebanyak 8 unit kapal penyeberangan Ro–Ro dan 7 unit Bus Air dengan berbagai ukuran. Secara kontraktual, 4 unit kapal penyeberangan Ro–Ro akan selesai masa pembangunannya pada tahun 2019 dan akan segera dioperasikan sesuai dengan lintasannya.
Adapun 4 kapal penyeberangan dan 7 Unit Bus Air yang akan mulai dibangun pada tahun 2019 yaitu:
1. Kapal Penyeberangan Ro-Ro 500 GT untuk Kepulauan Selayar TA 2019-2020;
2. Kapal Penyeberangan Ro-Ro 200 GT untuk Danau Matano TA 2019-2020;
3. Kapal Penyeberangan Ro-Ro 200 GT untuk Danau Towuti TA 2019-2020;
4. Kapal Penyeberangan Ro-Ro 200 GT untuk Danau Toba TA-2019-2020;
5. 5 Unit Bus Air kapasitas 20 penumpang untuk Kabupaten Asmat;
6. 2 Unit Bus Air _Prototype_ untuk Danau Toba TA 2019.
“Dengan adanya pembangunan kapal penyeberangan sebagai pemenuhan fasilitas penyeberangan, saya berharap para pihak terkait dapat memaksimalkan sumber daya manusia dan fasilitas yang ada. Selanjutnya, dapat menyelesaikan pembangunan sesuai dengan spesifikasi kapal dan waktu yang telah di tetapkan di dalam kontrak dan pembangunan," jelas Dirjen Bui.
Kapal penyeberangan itu dapat memperlancar transportasi dan konektivitas di daerah Sulawesi Selatan yang dapat mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” tukas Dirjen Budi.
Optimis Selesai Tepat Waktu
Direktur PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Edy Widarto menegaskan, “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perhubungan Darat atas pembangunan kapal. Kami berharap nanti bisa kami selesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kontrak yang disepakati.”
Acara ini turut dihadiri oleh Bupati Selayar, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur, Dewan Komisaris PT IKI, Direktur Utama Pelindo IV, Direktur Utama PT Citra Bahari Shipyard, Kepala Kesyahbandaran Utama Makassar, GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Makassar, Komandan Lantamal IV Makassar, Direktur Utama PT Dok Perkapalan Surabaya, Direktur Utama PT Dok Kodja Bahari, dan Direktur Utama PT PAL.
"Kegiatan pembangunan kapal ini dipandang perlu untuk memberikan aksesibilitas bagi distribusi orang, kendaraan, dan barang di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu ruas dari poros angkutan penyeberangan di Indonesia bagian timur," tandas Edy.(helmi)