Dolar AS Makin Perkasa, Rupiah Tembus ke Level 15.000
Rabu, 05 September 2018, 09:47 WIBBisnianews.id - Rupiah terus merosot dan Dolar AS semakin perkasa yang sempat merontokan sejumlah mata uang utama di Asia dan Eropa. Transaksi antar bank di Jakarta Rabu pagi (5/9/2018) Rupiah mencapai 15.012,00.
Angka ini tidak jauh berbeda pada penutupan Selasa yang mencapai 14.900 bahkan data Bloomberg, rupiah berada di kisaran 14.935 per dolar AS atau terjadi pelemahan 10,18 persen sejak awal 2018.
Keperkasaan mata uang Paman Sam ini bukan hanya membuat rupiah terjerembab tapi juga merontokan sejumlah mata uang utama negara di Asia. Sebut saja seperti ringgit Malaysia merosot sekitar 0,37 persen. peso Filipina sebesar 0,04 persen.
Bukan hanya itu, Dolar Singapura sempat terserempet 0,28 persen per dolar AS, baht Thailand sebesar 0,37 persen dam rupee India sebesar 0,44 persen.
Artinya memang Rupiah bukanlah satu-sarunya mata uang yang terkena hantaman akibat keperkasaan Dolar AS.
Namun pemerintah juga harus menjaga jangan sampai Rupiah terus turun dan tidak bisa lagi terjaga. Meskipun Rupiah bukan satu-satunya yang melemah tapi mata uang negara lain tidak terjun benas seperti Rupiah.
Analis PT Binaartha Securities, Nafan Aji sebelumnya menuturkan, secara eksternal, melemahnya Rupiah juga disebabkan minimnya sentimen positif dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari eksternal antara lain perang dagang antara AS dengan China, krisis keuangan Turki, Venezuela, dan Argentina.
Selain itu ada sentimen kenaikan suku bunga the Federal Reserve pada September sebabkan rupiah melemah.
Yang juga turut berkontribusi ialah faktor internal soal melebarnya current account defisit sebesar 3,04 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Menyikapi keterpurukan Rupiah terhadap Dolar AS itu dan kekhawatiran bakal naiknya sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang menyurutkan daya beli, Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian berharap pemerintahan Jokowi -JK memgambil langkah serius, menciptakan sentimen positif untuk menangkal dolar AS agar jangan sampai terus menerus merontokan Rupiah.
Presiden Jokowi juga diingatkan jangan lagi mencabut subsidi tarif listrik dan BBM dalam menghadapi keperkasaan Dolar AS. Presiden diharapkan dapat mencari jalan keluar sesuai janji-janjinya. (Syam S)