Dolas AS Menguat Diakhir Perdagangan
Selasa, 15 Oktober 2019, 09:26 WIBBisnisNews.id - Sejumlah mata uang utama tersalip kurs Dolar AS yang menguat pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB, setelah dua hari mencatat kerugian, menarik tawaran safe-haven.
Penguatan itu ada kemungkinan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Diantaranya, faktor keyakinan pelaku pasar terhadap kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, munculnya keresahan investor terhadap perkembangan proses Inggris keluar dari Uni Eropa.
Akibat pengaguh isyu itu, bukan hanya Dolar AS yang ikut terdongkrak mata uang safe-haven franc Swiss dan yen Jepang ikuy menguat, meskioun tidak sehebat DolaR AS.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump pada Jumat (11/10/2019) menguraikan fase pertama dari kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dan menunda kenaikan tarif, tetapi para pejabat di kedua belah pihak mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan dapat disetujui.
Mata uang safe-haven menguat pada Senin (14/10/2019) setelah Bloomberg News melaporkan China ingin lebih banyak pembicaraan segera setelah akhir Oktober untuk menuntaskan rincian dari kesepakatan "fase satu".
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin juga mengatakan pada Senin (14/10/2019) putaran tarif tambahan pada impor barang-barang China kemungkinan akan diberlakukan jika kesepakatan perdagangan dengan China belum tercapai pada saat mereka akan mulai, tetapi menambahkan bahwa ia mengharapkan kesepakatan akan dilalui.
Di seberang Atlantik, kesepakatan untuk memperlancar kepergian Inggris dari Uni Eropa tergantung pada keseimbangan pada Senin setelah para diplomat mengindikasikan blok itu menginginkan lebih banyak konsesi dari Perdana Menteri Boris Johnson dan mengatakan kesepakatan penuh tidak mungkin dilakukan pekan ini.
"Perhatian kembali ke pasar ketika para pemain menyadari bahwa tidak ada yang berubah secara signifikan sehubungan dengan perang dagang AS-China dan Brexit," kata Joe Manimbo, analis pasar senior, di Western Union Business Solutions seperti dilansir Antara News.
"Fakta bahwa tidak ada yang berubah secara material dan ketidakpastian tetap meningkat berfungsi sebagai pengecekan realitas dan alasan bagi investor untuk bermain aman," tambahnya.
Para analis mengatakan kesepakatan perdagangan parsial antara dua ekonomi terbesar di dunia tampaknya kurang substansi dengan kemajuan terbatas pada masalah struktural seperti transfer teknologi.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar naik 0,2 persen menjadi 98,468 dari level terendah tiga minggu yang dicapai pada Jumat (11/10/2019).
Dolar sedikit melemah terhadap yen, turun 0,1 persen menjadi 108,36 yen.
Volume perdagangan lebih tipis dari biasanya dengan pasar Tokyo ditutup untuk hari libur umum dan hari libur di Amerika Serikat untuk Hari Columbus.
Mata uang pasar negara berkembang dan mereka yang terkait erat dengan sentimen risiko yang luas, seperti dolar Australia dan crown Swedia, tergelincir, setelah reli pada akhir pekan lalu.
Sterling juga turun terhadap dolar dan euro, setelah Inggris dan Uni Eropa menekankan pada akhir pekan bahwa ada jalan panjang untuk dilalui sebelum mereka bisa menyetujui kesepakatan Brexit.
Sterling melonjak akhir pekan lalu setelah London dan Brussels mengumumkan negosiasi "intens" untuk mencoba dan menyetujui kesepakatan Brexit sebelum 31 Oktober.(AntaraNews/Ari)