Dunia Kelam Badut Berakhir, Listrik Masuk ke Kampungnya di NTB
Sabtu, 17 Agustus 2019, 07:53 WIBBisnisNews.id -- Badut (65) warga Dusun Dasan Tengak Ameng, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kini bisa menikmati listrik dan membangun rumah tangga yang lebih baik. Pria ini tinggal bersama istri dan anak bungsunya yang berusia 19 tahun.
Ia pun mengungkapkan bahwa dirinya akrab dengan kegelapan di malam hari karena tak adanya sambungan listrik di rumah Badut. Cerita kelam itu kini tak ada lagi, karena aliran listrik sudah masuk ke rumahnya.
Selama ini, aku Badut, penerangan didapatkan dengan menggunakan lampu pelita berbahan bakar minyak tanah. Pagi hingga siang hari Ia membantu menanam atau memanen tanaman kebun, seperti tembakau, padi atau tanaman lainnya sesuai musim. Dengan upah sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu untuk setengah hari bekerja.
Sementara aktivitas di malam hari hanya diisi dengan beristirahat dan tidur karena minimnya penerangan. "Saya tidak ada kegiatan (malam hari), tidur saja. Pagi hari sebelum pergi bekerja, saya cari rumput untuk makan kambing," ujarnya kemarin.
Kini, aut wajah Badut dan anggota keluarganya berubah ceria saat mengetahui bahwa dirinya akan menerima sambungan listrik gratis, terbayang kegiatan yang akan dilakukan. Usia tak menghalangi minatnya untuk belajar hal baru saat listrik telah tersambung. "Terima kasih. Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Saya coba (kegiatan) yang baru. Kadang ada permintaan untuk bantu bangun rumah, mungkin (kerja) potong besi," ungkapnya berbinar.
Sambungan listrik gratis yang diterima Badut merupakan sumbangan jajaran pejabat dan pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk membiayai pemasang sambungan listrik bagi rumah tak mampu di wilayah NTB dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tahap awal, sudah terkumpul biaya bagi 2.500 rumah, dengan rincian 1.250 sambungan di NTB dan 1.250 sambungan di NTT.
Bantuan pasang baru listrik ini berupa instalasi listrik sederhana dengan 2 titik lampu dan 1 kotak kontak, termasuk biaya penyambungan, biaya instalasi, biaya penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan voucher perdana. Total biaya yang diperlukan sekitar Rp750.000 per rumah.
Program ini pertama kali diungkapkan Menteri ESDM Ignasius Jonan akhir Juli 2019 lalu, saat mengetahui bahwa di wilayah NTB masih ada sekitar 34.000 rumah tangga tidak mampu yang belum teraliri listrik.
"Menurut Menteri Jonan, jika rumah tangga tersebut dibiarkan tidak teraliri listrik akan menjadi tantangan sosial yang sangat besar, karena aliran dan kabel listrik sudah ada di depan rumah warga namun mereka tidak dapat menikmati listrik karena tidak mampu bayar biaya sambung listrik," seperti dilansir lan esfm.go.id.
Melalui program ini, menurut Jonan, bahagia tak dapat disembunyikan oleh Badut, karena telah merdeka dari gelap dengan memiliki sambungan listrik di rumahnya.
"Saat diminta untuk melakukan penyalaan listrik pertama kali, Badut tak sungkan mengungkapkan perasaannya dengan cara sederhana namun sarat makna. "Terima kasih sudah melistriki," pungkasnya.(helmi)