Euro Melemah Dolar Menyalip Naik
Jumat, 08 Februari 2019, 07:34 WIBBisnisnews.id - Euro melemah, Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB. Komisi Eropa memangkas dengan tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini.
Negara-negara di kawasan itu akan tertahan oleh ketegangan perdagangan global dan tantangan-tantangan domestik
Euro 0,11 persen lebih rendah terhadap greenback. Ini adalah penurunan sesi keempat berturut-turut. Euro juga turun di awal sesi setelah produksi industri Jerman secara tak terduga jatuh pada Desember.
Ketegangan perdagangan global dan meningkatnya utang publik mempercepat perlambatan di negara-negara terbesar di blok itu, mempersulit rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga tahun ini dan melemahkan mata uang tunggal.
"Laporan ini pada dasarnya hanya menguraikan apa yang sekarang diketahui oleh semua orang, bahwa ada perlambatan yang nyata," kata Analis Mata Uang Senior OANDA , Alfonso Esparza, di Toronto seperti dikutip Reuters dan dilansir dari Antara, Jumat (8/2/2019).
"Semuanya menjadi semacam penggabungan dalam narasi ini bahwa bank sentral mungkin tidak akan melakukan apa pun untuk sisa tahun ini," katanya.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback versus euro, yen, pound Inggris dan tiga mata uang utama lainnya, naik 0,12 persen menjadi 96,505, kenaikan untuk sesi keenam berturut-turut.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran turun dari mendekati tertinggi satu setengan tahun pekan lalu, menunjuk pada kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan yang akan terus menopang ekonomi AS.
Kenaikan dolar AS baru-baru ini terjadi, meskipun Federal Reserve (Fed) berubah menjadi dovish tentang suku bunga pada minggu lalu.
Greenback sedikit melemah di tengah berita Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak mungkin bertemu sebelum tenggat waktu 1 Maret yang ditetapkan oleh pemerintah mereka untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
Terhadap yen, yang cenderung menguntungkan selama tekanan geopolitik atau finansial karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia, greenback turun 0,11 persen.
Dolar Australia stabil pada Kamis (7/2), sehari setelah bank sentral Australia mengisyaratkan perubahan dari bias pengetatan yang telah berlangsung lama dan mengirim Aussie turun 1,8 persen.
Sterling naik 0,19 persen dalam sesi perdagangan yang volatil.
Pound turun tajam setelah bank sentral Inggris, Bank of England, mengatakan Inggris menghadapi pertumbuhan ekonomi terlemahnya dalam satu dekade karena ketidakpastian tentang Brexit, tetapi pulih dengan harapan bahwa Inggris akan membuat beberapa kemajuan dalam beberapa hari mendatang dalam negosiasi tentang kepergiannya dari Uni Eropa.
Dolar Kanada melemah ke angka terendah dalam hampir dua minggu terhadap greenback, di tengah kekhawatiran perlambatan global dan menjelang data pekerjaan domestik pada Jumat waktu setempat. (*/Jam)