Freight Container Domestik dan Internasional Naik 10-15 Persen
Senin, 19 Juni 2017, 12:08 WIBBisnisnews.id-Tarif angkut kontainer atau freight dipastikan bakal naik 10 sampai 15 persen untuk domestik dan internasional, menyusul terus membaiknya perekonomian nasional dengan tingkat pertunbuhan 5,1 persen.
Kenaikan tarif jasa kontainer ini tidak bisa dihindari setelah tidur panjang akibat persaingan kurang sehat antar perusahaan pelayaran dan faktor supply and demand.
Pelaku usaha menilai, kenaikan 10 sampai 15 persen itu tidak besar, hanya menyesuaikan pasar dan kebutuhan operasional. Karena sebelumnya pun harga sampai dibanting habis tapi harga barang tidak turun bahkan terus naik.
Baca Juga
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, wajar kalau ada kenaikan freight container karena memang sudah lama tidak ada penyesuaian. Besarannya juga tidak memberatkan pelaku usaha atau pemilik barang.
"Memang ada rencana itu, tapi tidak besar paling hanya 10 sampai 15 persen saja," jelasnya.
Penyesuaian ini diperlukan agar semua pelaku usaha bisa terus hidup dan bertahan. Jangan sampai terjadi kolap massal yang dampaknya sangat besar terhadap perekonomian.
"Saya kira wajarlah, kan kita tahu sebelumnya, jadi kalau sekarang naik itu artinya untuk menyelamatkan semua pihak agar bisa hidup,"jelasnya.
Tidak ada pengaruhnya antara freight container dengan daya beli masyarakat atau harga di pasaran. Seberapa besar-pun tarif diturunkan, tidak akan berpengaruh dengan nilai jual produk di pasaran.
Seperti diketahui, kecenderungan freight domestik yang mengalami penurunan biasanya terjadi di rute gemuk, seperti Tanjung Priok-Belawan, Tanjung Priok-Makassar, Tanjung Priok-Batam, Tanjung Priok-Pekanbaru, dan Tanjung Priok-Tanjung Perak Surabaya.
Contoh penurunan freight yang pernah terjadi sebelumnya , misalnya rute Tanjung Priok Jakarta-Belawan Medan yang sebelumnya Rp.4,5 juta/TEUs (twenty foot equivalent units) turun menjadi berkisar Rp.2,5 juta sampai Rp.3 juta/TEUs, atau turun 30-40 persen Rute Tanjung Priok-Makassar yang sebelumnya Rp.4,5 juta/TEUs sempat turun Rp 3 juta/TEUs.
Begitupun dengan rute Tanjung Priok-Batam yang sebelumnya Rp.4,5 juta/TEUs saat ini Rp3 juta/TEUs, sedangkan rute Tanjung Priok-Pekanbaru yang sebelumnya Rp.5 juta/TEUs sempat turun Rp3,5 juta/TEUs. Itu adalah conth-contoh penurunan freight untuk pelayaran domestik, yang tidak juga ber[engaruh terhadap penurunan harga-harga di pasaran, bahkan disebukan cenderung naik.
Untuk pelayaran internasional juga demikian, tahun lalu sempat turun, pihak pelaaran sengaja menurunkan itu untuk menghadapi persaingan global, yang imbasnya tentu ke freight container. Bahkan tarif peti kemas dari Asia ke Eropa Utara turun rata-rata 23 persen pada hari-hari menjelang akhir pekan ini.
Berdasarkan catatan Bisnisnews.id, penurunannya hingga mencapai 332 dolar dolar AS per kontainer 20 TEUs. Ini juga menimbulkan kerugian bagi perusahaan pelayaran yang cukup besar, tapi harga dipasaran tetap tidak turun meskipun freight sudah diturunkan sampai kandas.
Maerks Line, perusahaan pelayaran yang berbasis di Kofenhagen, yang memiliki 15 persen pangsa pasar dunia sempat melaporkan mengalami kerugian 182 juta dolar AS selama tahun 2015. Perusahaan Denmark itu merupakan satu dari lima perusahaan terbesar pengangkutan kargo dari Asia ke Eropa. (Syam S)