Harga Mintak Dunia Kembali Turun Satu Persen
Kamis, 21 Februari 2019, 09:05 WIBBisnisnews.id - Minyak mentah dunia kembali naik satu persen Rabu (Kamis pagi WIB), seiring pengurangan produksi. Pelaku pasar kembali bersemangat meski masih ketar-ketie terhadap sanksi AS terhadap anggota OPEC Iran dan Venezuela.
Patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April naik 63 sen AS atau 0,95 persen, menjadi menetap di 67,08 dolar AS per barel.
Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret ditutup di 56,92 dolar AS per barel, naik 83 sen AS atau 1,48 persen, menjelang berakhirnya kontrak. Kontrak April yang lebih aktif diselesaikan pada 57,16 dolar AS per barel, naik 71 sen AS atau 1,38 persen.
Presiden AS Donald Trump mengatakan negosiasi dengan China berjalan baik dan menyatakan dia terbuka untuk memperpanjang tenggat waktu guna menyelesaikannya melampaui 1 Maret, ketika tarif impor China senilai 200 miliar dolar AS dijadwalkan naik menjadi 25 persen dari 10 persen.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, termasuk Rusia - sebuah aliansi yang dikenal sebagai OPEC+ - sepakat mengurangi pasokan minyak sebesar 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari tahun ini.
Sebuah komite pemantauan untuk OPEC dan sekutunya menemukan kepatuhan kelompok dengan perjanjiannya di 83 persen, empat delegasi mengatakan kepada Reuters pada Rabu (20/2).
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan dia berharap pasar minyak akan seimbang pada April, dan tidak akan ada kesenjangan dalam pasokan karena sanksi-sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.
"Anda bisa menganggap itu sebagai sinyal bahwa Arab Saudi akan terus mengambil pendekatan proaktif," kata Presiden Lipow Oil Associates, Andy Lipow, di Houston. Beberapa gangguan pasokan semakin memperketat persediaan.
Perusahaan minyak negara Saudi, Aramco, pekan lalu menutup sebagian ladang minyak lepas pantai Safaniyah setelah kabel listrik terputus secara tidak sengaja. Produksi di ladang El Sharara yang diperebutkan Libya telah dihentikan sejak Desember.
Sanksi-sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela juga telah membantu mengurangi ketersediaan minyak mentah di pasar global. (*/Jam)