Harga Minyak Dunia Terus Meningkat
Rabu, 07 Maret 2018, 11:07 WIBBisnisnews.id - Pelaku pasar masih melihat perkembangan harga minyak dunia yang terus bergerak. Pada perdagangan di New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchange, Selasa (6/3/2018) waktu setempat harga berakhir meningkat.
Berdasarkan patokan Amerika, minyak mentah West Texas Intermediate, untuk pengiriman April harganya naik 0,03 dolar AS menjadi 62,60 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Kantor berita Xinhua melaporkan, patokan global di London ICE Futures Exchange, minyak mentah Brent, pengiriman Mei harganya bertambah 0,25 dolar AS dan ditutup 65,79 dolar AS per barel.
Harga minyak berada di bawah tekanan karena pasar memperkirakan bahwa data resmi yang menurut jadwal dirilis Rabu waktu setempat menunjukkan kenaikan kedua berturut-turut persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Hasil survei Bloomberg, seperti dilansir Antaranews melaporkan, stok minyak mentah AS pekan lalu diperkirakan meningkat 2,5 juta barel.
Namun dolar AS yang lebih lemah memberi harga minyak beberapa dukungan karena membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar AS lebih menarik bagi para pemegang mata uang lainnya.
Subsidi Energi Naik
Menyikapi terus menaiknya harga minyak dunia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespon positif dan akan menaikan alokasi subsidi energi pada 2018.
Kebijakan baru ii dilakukan melihat perkembangan terakhir melajunya harga minyak di pasar global dan kenaikan itu telah melebihi asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 48 dolar AS per barel.
Dikatakan, pihaknya telah menghitng dengan Menteri ESDM dan Menteri BUMN mengenai kebutuhan tambahan subsidi. Sri Mulyani mengatakan kenaikan subsidi energi akan mencakup tambahan subsidi solar untuk Pertamina.
Subsidi solar dalam UU APBN ditetapkan Rp500. Itu dilihat dari situasi hari ini tidak memadai. " Ini kami sedang menghitung dan usulan sudah kami terima dan akan dilaporkan ke DPR," katanya.
Selain itu, kenaikan subsidi energi juga terkait dengan penyesuaian harga batu bara di pasar domestik (DMO) untuk bahan bakar pembangkit listrik yang dikelola oleh PLN.
Terkait hal ini, Sri Mulyani memastikan pemerintah telah menghitung seluruh potensi penerimaan pajak maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang hilang dari pengusaha batu bara. Dia mengatakan keseluruhan tambahan subsidi energi yang dibutuhkan akan terlihat setelah laporan semester pelaksanaan APBN 2018 disampaikan ke DPR.
Kenaikan subsidi yang sudah direncanakan itu ungkap Menkeu, dipastikan tidak akan mengganggu neraca Pertamina maupun PLN serta tetap bisa menjaga defisit anggaran 2,19 persen terhadap Produk Domestik Bruto dalam APBN.
Saat ini subsidi energi dalam APBN 2018 ditetapkan Rp94,53 triliun yang mencakup subsidi bahan bakar minyak Rp46,9 triliun dan subsidi listrik Rp47,7 triliun. Berdasarkan penghitungan sementara pemerintah, subsidi untuk solar diproyeksikan naik menjadi Rp700 per liter sampai Rp1.000 per liter dari saat ini Rp500 per liter.
Seperti diketahui, harga minyak dunia per Februari 2018 mencapai rata-rata sebesar 61,61 dolar AS per barel atau lebih tinggi dari asumsi APBN sebesar 48 dolar AS per barel. (Ari)