Harga Minyak Menurun, OPEC Sepakat Mengurangi Produksi
Sabtu, 01 Desember 2018, 08:24 WIBBisnisnews.id - Memasuki akhir pekan, Jumat atau Sabtu WIB, harga minyak dunia menurun . Sejumlah negara anggota OPEC, termasuk Rusia setuju dilakukannya pengurangan produksi.
Dalam 10 tahun tahun di bulan Nopember ini, pasokan global melampaui permintaan.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari seperti dikiyif Antara, turun 0,80 dolar AS atau 1,3 persen, ditutup pada 58,71 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, menjelang berakhirnya kontrak berjangka Januari. Minyak mentah Brent berjangka paling aktif untuk pengiriman Februari kehilangan 0,45 dolar AS menjadi menetap di 59,46 dolar AS per barel.
Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 0,52 dolar AS atau 1,00 persen, menjadi menetap di 50,93 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan karena dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang, ketika investor berharap bahwa Amerika Serikat dan China akan mencapai kesepakatan atas pembicaraan perdagangan.
Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga-harga memangkas kerugian dari posisi terendah sesi, setelah Bloomberg melaporkan komite penasihat OPEC menyatakan terjadi penurunan produksi sebesar 1,3 juta barel per hari dari tingkat bulan lalu, kata para pedagang.
"Harga minyak memantul kembali pada Jumat (30/11) sore menyusul laporan bahwa komite OPEC telah menyatakan penurunan 1,3 juta barel per hari dari level Oktober," kata Analis Pasar di broker berjangka Forex.com, Fawad Razaqzada seperti dikutip Reuters.
"Tekanan-tekanan tentu telah meningkat sehingga harga-harga terus turun di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung atas pasokan yang berlebihan dan pertumbuhan permintaan yang lebih rendah ... Jika tidak ada tindakan yang diambil, harga minyak pasti bisa turun lebih jauh, sementara pemotongan produksi harus menyebabkan rebound yang cukup besar untuk tingkat oversold yang sangat buruk."
Sebelum pertemuan OPEC di Wina, tiga produsen teratas dunia - Amerika Serikat, Rusia, dan Arab Saudi - akan menjadi bagian dari pertemuan G20 akhir pekan ini di Buenos Aires, Argentina.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak akan bertemu dengan mitranya dari Saudi pada KTT G20 di Argentina dan membahas pengurangan produksi minyak pada 2019, kantor berita RIA mengutip pernyataan Novak.
Dia juga dilaporkan telah mengatakan bahwa produksi minyak Rusia pada 2019 diperkirakan pada tingkat yang sama dengan tahun ini tetapi dapat disesuaikan, tergantung pada kesepakatan antara OPEC dan anggota non-OPEC.
Meningkatnya produksi minyak di Amerika Serikat, Rusia dan oleh anggota OPEC yang didominasi Timur Tengah, telah membantu mengisi persediaan global dan menciptakan kelebihan pasokan di beberapa pasar.
Produksi minyak mentah AS naik sekitar 129.000 barel per hari (bph) pada September ke rekor baru sekitar 11,5 juta bph, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan bulanannya.
Sementara itu, perlambatan pertumbuhan permintaan minyak kian menambah jumlah kelebihan pasokan. "Di jantung `malaise` kekhawatiran bahwa OPEC+ tidak akan cukup untuk mengatasi kelebihan pasokan saat ini," kata Stephen Brennock, analis di pialang London, PVM Oil.
Pelemahan sentimen terlihat dalam kurva harga berjangka Brent, yang sekarang memiliki harga untuk pengiriman kemudian di atas mereka untuk pengiriman segera, struktur yang dikenal sebagai "contango", yang dapat membuatnya menarik untuk menempatkan minyak ke penyimpanan.
Spekulan minyak mentah Brent memangkas posisi net long positions mereka ke level terendah sejak 2015 dalam seminggu hingga Selasa (27/11). Posisi "net long positions" Brent turun 14.057 kontrak menjadi 168.512 kontrak menurut data dari Intercontinental Exchange (ICE) (*)