Hari Perhubungan 2019, Ini Pesan Menhub Budi Karya
Selasa, 17 September 2019, 12:56 WIBBisnisNews.id -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta kepada seluruh jajarannya agar melakukan renungan terhadap kinerjanya selama setahun terakhir. Semua pihak hendaknya bisa menyatukan persepsi untuk memajukan transportasi Indonesia di masa mendatang.
"Peringatan Hari Perhubungan Nasional 2019 ini dimaknai sebagai momentum untuk merenungkan kembali kinerja kita. Serta menyatukan persepsi dan tekad kita untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ucap Menhub Budi Karya dalam Upacara Hari Perhubungan di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Selanjutnya, pinta Menhub Budi Karya, seluruh staf dan jajaran Kemenhub untuk dapat meningkatkan kualitas di sektor transportasi. Menurutnya, transportasi memiliki peranan strategis dalam keberhasilan pembangunan.
"Sektor perhubungan memiliki peranan yang strategis, keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peranan transportasi. Karena peranannya yang strategis, maka segenap sumber daya manusia perhubungan dituntut bekerja keras memajukan sektor transportasi," ungkap Menhub Budi Karya
Menhub Budi Karya Sumadi mengenakan baju adat Bali dengan warna putih kecoklatan, dibalut kain batik coklat sebagai bawahannya. Tidak lupa dia juga menggunakan ikat kepala khas Bali.
Upacara Hari Perhubungan ini dihadiri seluruh staff dan jajaran Kemenhub, mereka kompak menggunakan baju adat daerah masing-masing. Lalu, beberapa barisan peserta upacara terdiri dari staf Kemenhub, taruna Sekolah Tinggi Pelayaran, dan taruna Sekolah Tinggi Penerbangan serta Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi.
Penerbangan Masih Kacau
Pada kesempatan itu, Menhub Budi Karya jadwal penerbangan hari masih kacau karena gangguan kabut asap di berbagai daerah di Indonesia. Dia mengatakan delay dan cancel mulai banyak terjadi. Utamanya, di tiga bandara di Kalimantan Barat.
"Kami prihatin dengan kejadian ini. Dampak terbesar tiga bandara di Kalimantan Barat, yaitu bandara Pontianak, Ketapang, dan Sambas," kata Menhub Budi Karya lagi.
Dia menambahkan penerbangan yang dibatalkan mencapai 20-30% imbas asap yang ganggu lalu lintas penerbangan. "Yang di-cancel itu ada 20-30% per hari," katanya.
Dia memaparkan penerbangan dengan jadwal pagi hari menjadi penerbangan paling rawan terganggu jadwalnya. Pasalnya, di jam-jam tersebut kabut banyak bermunculan.
"Pagi hari itu berkabut jadi nggak direkomendasi terbang pada jam tertentu. Di atas jam 8-9 bisa terbang, meskipun kadang ada kabut, karena itu jadinya delay," tandas Menhub Budi Karya.(helmi/berbagai sumber)