Inaport-Net, Menangkal Masuknya Kapal Bodong
Minggu, 21 Agustus 2016, 10:01 WIBBisnisnews.id - Direktur Lalulintas Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Bay Muhamad Hasani optimis, penerapan sistem Inaport-net bukan saja mampu memangkas birokrasi proses layanan dokumen tapi juga menghilangkan biaya tinggi serta menangkal masuknya kapal -kapal bodong.
Selama ini perusahaan pelayaran selain harus menunggu waktu cukup lama dalam mengurus dokumen kapal yang akan merapat ke pelabuhan cukup.lama, bukan hanya dalam hitungan hari tapi minggu. Namun dengan sistem Inaportnet, proses layanan dokumen sejak pertama kali dimasukan ke dalam sistem sampai selesai hanya memakan waktu 90 menit.
" Sepanjang persyaratan lengkap seluruh dokumen yang dimasukan dalam sistem kami cepat selesai. Tapi sebaliknya kalau tidak lengkap sistem akan menolak," kata Bay, saat memberikan presentase pada Lokakarya Forwahub 19-21 Agustus 2016 di Bandara Silngit dan Kualanamu Deli Serdang Sumut.
Pelayanan sistem online ini bukan saja mempercepat proses adminiatrasi kapal yang masuk pelabuhan tapi juga menangkal masuknya kapal-kapal bodong. "Karena yang melayani mesin jadi tidak mungkin ada kesepakatan, kalau kapal itu belum terdaftar atau berpindah tangan sudah pasti ditolak," kata Bay.
Pada tahap awal, dari empat pelabuhan yang telah menerapkan secara penuh ialah Makassar, selanjutnya diikuti Belawan Medan, Surabaya dan Tanjung Priok Jakarta. Berdasarkan informasi dari Pelindo IV yang telah menerapkan layanan online inindi pelabuhan Makassar, layanan Inaportnet ini mendapat dukungan para pemilik kapal karena dengan sistem ini biaya yang dikeluarkan menurun.
Setelah empat pelabuhan utama menerapkan layanan Inapornet secara penuh, sistem ini akan diberlakukan secara nasional di 19 pelabuhan utama. Dalam kurun waktu sekitar tiga tahun pelabuhan- pelabuhan di Indonesia tidak lagi melayani kapal secara manual dan ini berlaku pada seluruh kapal niaga kecuali kapal ikan.
" Yang kami harapkan perusahaan pelayaran melakukan penyesuaian, membangun jaringan internetnya sendiiri," kata Bay.
Soal adanya kekhawatiran para pemilik barang sistem ini mengalami down atau lemot sehingga memperlambat layanan di pelabuhan, menurut Bay berbagai kemungkinan itu telah diantisipasi. Hanya saja soal lemotnya proses integrasi pada sistem lebih disebabkan jaringan knternet yang dipakai pelayaran lemah.
"Semua kemungkinan bisa terjadi tapi umumnya lamanya proses layanan disebabkan sistem jaringan yang dimiliki pelayaran lemot," jelasnya.
Teknologi ini juga yang sangat memungkinkan membantu pengusaha pelayaran lebih mudah mengawasi armadanya. Sebab secara administrasi, proses perizinan dilakukan via online dari kantornya masinh-masing sebelum kapal masuk ke pelabujan tujuan.