India Dan Israel Masuki Era Baru Kerjasama Pertahanan
Senin, 15 Januari 2018, 18:58 WIBBisnisnews.id - India dan Israel memasuki era baru dalam hubungan mereka setelah menandatangani kesepakatan penting di bidang pertahanan, pertanian dan penerbangan.
Kesepakatan diumumkan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pembicaraan dengan mitranya India, PM Narendra Modi di Delhi pada hari Senin 15 Januari.
Modi mengatakan bahwa dia ingin perusahaan pertahanan Israel berinvestasi di India.
Kunjungan Netanyahu datang setahun setelah Modi menjadi perdana menteri India pertama yang mengunjungi Israel.
PM Israel itu tiba di Delhi pada hari Minggu (14/1) untuk kunjungan enam hari bersama dengan 130 delegasi bisnis 130.
Kedua negara juga menandatangani kesepakatan di mana mereka sepakat untuk bekerja sama di bidang-bidang termasuk pertahanan cyber, keamanan dan sains.
Modi mengatakan bahwa dia ingin kedua negara meningkatkan kemitraan mereka.
Netanyahu mengatakan kedua negara memiliki potensi besar untuk bekerja sama memperbaiki kehidupan warganya.
Dia juga menyebutkan serangan Mumbai 2008 dalam pernyataannya.
"Orang-orang India dan Israel mengingat dengan sangat baik kebiadaban serangan teroris yang mengerikan. Kami melawan, kami tidak pernah menyerah," katanya.
Kedua pemimpin tersebut berhati-hati untuk tidak mengomentari perselisihan pendapat antara kedua negara.
Netanyahu mengecilkan keputusan India untuk memilih resolusi PBB yang menentang pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
"Saya tidak berpikir satu suara mempengaruhi kecenderungan umum dan Anda dapat melihatnya dalam bentuk lain yang kita miliki di sini. Tentu, saya kecewa tapi saya pikir kunjungan ini adalah bukti bahwa hubungan kami terus berlanjut, "katanya kepada situs India Today.
Para pemimpin juga tidak berkomentar mengenai keputusan India yang membatalkan rudal anti-tank senilai 500 juta dolar dengan Israel.
India dan Israel memiliki hubungan diplomatik selama 25 tahun. India sekarang merupakan pasar senjata terbesar Israel, diperkirakan bernilai sekitar 1 miliar dolar per tahun, menurut kantor berita AFP. (marloft)