Infrastruktur Logistik Buruk Hambat E-Commerce Indonesia
Jumat, 25 Agustus 2017, 23:00 WIBBisnisnews.id - Pendiri Alibaba dan orang terkaya yang baru dinobatkan di Asia, Jack Ma, telah mengidentifikasi bahwa infrastruktur logistik tidak memadai adalah tantangan utama yang menghambat pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia.
Jack Ma mengamati ini dalam pertemuan baru-baru ini di Beijing dengan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Alibaba telah merilis sebuah pernyataan resmi mengenai topik tersebut. Bunyinya, "Penduduk Indonesia tinggal di lebih dari 17.000 pulau, menerapkan jaringan logistik komprehensif merupakan tantangan utama yang dihadapi industri e-commerce negara ini. Untuk mengatasinya, dua masalah infrastruktur dasar perlu dipecahkan terkait jaringan informasi dan jaringan logistik. "
Juru bicara dari raksasa e-commerce China itu menambahkan, "Untuk itu, Alibaba dengan hormat telah mengundang pejabat pemerintah Indonesia mengunjungi kantor pusat perusahaan di Hangzhou untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung mengenai pengembangan e-commerce China melalui sesi kursus berbagi pengetahuan."
Jack Ma bertindak sebagai penasihat resmi pemerintah Indonesia dan saat ini bekerja sama dengan komite khusus untuk membuat peta masa depan teknologi di Indonesia. Upaya komite tersebut diarahkan untuk memecahkan berbagai masalah kompleks berkaitan dengan pendanaan startup, infrastruktur logistik, dukungan komunikasi, keamanan cyber, pendidikan dan perpajakan.
Terlepas dari tantangan ini, pasar e-commerce di Indonesia bernilai lebih dari 5,3 miliar dolar. Menurut data yang dikumpulkan oleh Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi, pasar belanja online diperkirakan akan menyentuh 130 miliar dolar pada tahun 2020.
Hal ini berkaitan dengan berkembangnya smartphone, Internet dan teknologi terbaru di antara 250 juta penduduk Indonesia. Sesuai laporan, sekitar 64% dari 100 juta pengguna internet di Indonesia memilih mobile untuk berbelanja. Menurut survei konsumen Google, sekitar 7,4 juta orang berbelanja online pada tahun 2015 dengan penjualan terlaris senilai lebih dari 3,6 miliar dolar.
Seperti dalam laporan Bank Dunia 2016, infrastruktur logistik yang buruk merupakan salah satu isu utama yang menghambat pertumbuhan sektor e-commerce Indonesia. Pernyataannya, "Lebih murah mengirimkan jeruk mandarin China dari Shanghai ke Jakarta daripada mengirim barang serupa dari Jakarta ke Padang di Sumatera Barat, meskipun jarak antara kedua kota di Indonesia adalah seperenam jarak antara Jakarta dan Shanghai. "
Untuk itu, Bank Dunia menyetujui pinjaman sebesar 400 juta dolar untuk meningkatkan infrastruktur logistik negara. Namun, Jack Ma, memiliki kepentingan pribadi di ruang e-commerce Indonesia. Selain Lazada, Ma-owned Alibaba baru-baru ini memimpin investasi 1.1 milyar dolar untuk Tokopedia. Menurut juru bicara Tokopedia, kemitraan dengan Alibaba bertujuan untuk meningkatkan skala dan kualitas layanannya. Ini juga akan memungkinkan penjual dan mitra perusahaan e-commerce untuk mengembangkan bisnis mereka di dalam negeri dan luar negeri. (marloft)