Iperindo Pertanyakan Sikap Pelni Membeli Kapal Bekas
Kamis, 09 November 2017, 20:30 WIBBisnisnews.id - Perusahaan galangan kapal nasional sesalkan sikap manajemen PT Pelni yang memaksakan diri membeli kapal bekas dari luar negeri untuk kepentingan tol laut. Padahal seluruh galangan di Indonesia sudah sangat mampu menyiapkan kapal yang dibutuhkan tersebut.
Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal Indonesia (Iperindo) Eddy K. Logam mengatakan, seharusnya PT Pelni selaku BUMN mengikuti perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahwa setiap pembelian kapal yang dilakukan BUMN maupun menggunakan dana APBN harus dilakukan pada galangan dalam negeri.
Kata Eddy, pemanfaatan potensi galangan kapal nasional itu sudah sesuai dengan program pemerinahan Jokowi-JK, yang ingin memajukan industri maritim nasional. Salah satunya, pembangnan kapal dan pengadaannya memanfaatkan galangan nasional.
"Galangan kita cukup mampu membangun dan menyediakan kapal yang dibutuhkan Pelni. Tapi kok malah ngambil kapal bekas dari luar, ini kan aneh. Padadahal Pelni itu BUMN, harusnya memajukan industri ada bukan malah sebaliknya," tegas Eddy, Kamis (9/11/2017).
Iperindo mempertanyakn kenapa masih ada BUMN yang bandel membeli kapak bekas sedangkan Galangan nasional telah mampu membangun kapal baru sejenis yang dibeli Pelni.
Membeli kapal bekas dari luar negeri mengakibatkan pelarian devisa ke luar negeri sedangkan membangun kapal di galangan nasional akan menciptakan lapangan kerja serta membangkitkan Industri maritim nasional.
Membeli kapal bekas hanya solusi jangka pendek dan ini terjadi karena tidak adanya perencanaan yang baik.
Selain itu, kata Eddy, kapal bekas yang dibeli Pelni banyak resikonya karena kapal tua cenderung cepat rusak dan memerlukan biaya operasional yang tinggi.
Karena itu, lanjut Eddy, Iperindo meminta Meneg BUMN besikap tegas kepada setiap unit usaha pemerintah agar berhenti membeli kapal bekas dari Luar negeri dan mulai bersama sama membangun industri maritim nasional.
Seperti diketahui, PT Pelni membeli enam kapal bekas senilai Rp 500 miliar untuk kepentingan angkutan tol laut. Pembelian kapal bekas itu sendiri dananya bersumber dari penyertaan modal negara (PMN).
Kapal bekas itu, menurut Direktur Angkutan Barang & Logistik Pelni, Harry Boediarto sebelumnya mengatakan sebanyak empat kapal akan segera tiba pada akhir tahun ini dan dua kapal lainnya tiba di awal 2018.
Kapal bekas yang rata-rata berumur pakai 10 tahun ini mulai dari 200 TEUs-300 TEUs dan 350 TEUs- 400 TEUs. (Syam S)