Kebutuhan Lahan Runway 3 Soetta Masih Kurang 146 Hektar
Senin, 23 Oktober 2017, 09:44 WIBBisnisnews.id-PT Angkasa Pura II klaim telah membebaskan 21 hektar dari 171 lokasi lahan-lahan adat milik warga untuk pembangunan landasan pacu (runway) 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Terutama di Desa Bojong Renged, Benda dan Selapajang Jaya Tangerang.
Hingga saat ini lahan yang telah dikuasai baru selua 70 hektar. Sedangkan total kebutuhan tanah untuk pembangunan runway ketiga sekitar 216 hektare atau kurang 146 hektar. Warga yang masih tetap bertahan dalam musyawarah, uang pembayaran lahannya dikosinyasikan ke pengadilan negeri setempat.
Proses pembebasan lahan warga itu dilakukan melalui ketentuan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), musyawarah dengan pemilik tanah, validasi data kepemilikan tanah, pembayaran uang ganti kerugian, sertifikasi, dan penyelesaian dokumen.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, sejumlah bidang tanah juga telah memasuki proses konsinyasi di Pengadilan Negeri sehingga pembangunan runway ketiga ini dapat dilakukan tepat waktu.
"Kami berharap proses ini akan semakin baik ke depannya sehingga pembangunan runway ketiga pun dapat segera dilaksanakan. Saat ini, proses musyawarah juga tengah dilangsungkan terhadap pemilik tanah lainnya dan kami berharap dapat segera mencapai mufakat sehingga pembebasan tanah cepat dilakukan," jelas Awaludin dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10/2017)
Terbaru, telah dilakukan musyawarah dengan warga desa Rawa Rengas pada tanggal 26-28 September 2017 dan 4-5 Oktober 2017 terhadap pemilik dari 571 bidang di mana sebagian besar telah menyatakan setuju atas nilai ganti kerugian yang ditawarkan, selanjutnya akan dilakukan musyawarah dengan warga desa Rawa Burung.
Runway ketiga dengan dimensi 3000 x 60 m2 ini ditargetkan dapat mulai dioperasikan pada tahun depan untuk mengakomodir sebanyak 114 pergerakan pesawat per jam di Bandara Inernasional Soekarno-Hatta.
Pembangunan runway ketiga termasuk pengembangan sesuai grand design Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam meningkatkan kapasitas sisi udara dan melengkapi pengembangan di sisi darat yang telah dilakukan yakni pembangunan Terminal 3, operasional Skytrain yang menghubungkan seluruh terminal, pembangunan stasiun kereta bandara, dan ke depannya revitalisasi Terminal 1 dan 2, pengembangan Cargo Village dan sebagainya.
Adapun khusus pengembangan di sisi udara, selain pembangunan runway ketiga, AP II juga melakukan pembangunan infrastruktur pendukung improve runway capacity 86 atau IRC-86, pembangunan east cross taxiway, dan perluasan apron guna mengakomodir sebanyak 114 pergerakan pesawat per jam. (Adhitio)