Kinerja Korporasi Indonesia Diproyeksi Positif
Senin, 19 Desember 2016, 21:55 WIBBisnisnews.id - Moody Investors Services, salah satu dari tiga lembaga pemeringkat kredit global memproyeksikan bahwa pendapatan perusahaan di Indonesia akan terus tumbuh positif di tahun 2017. Demikian juga dengan tingkat belanja konsumen.
Setelah mengalami perlambatan ekonomi di tahun 2011-2015, di 2017, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen dari tahun ke tahun, meningkat dari perkiraan tahun 2016 yang sebesar 5 persen dan realisasi pertumbuhan 4,8 persen di tahun 2015.
Selain itu, tingkat belanja konsumen di Indonesia diperkirakan akan pulih kembali pada tahun 2017 seperti penjualan properti, mobil, sepeda motor, dan barang konsumsi lainnya. Dalam laporannya yang terbit pada pertengahan Desember dan dirilis oleh Indonesia Investments, Moody melaporkan bahwa potensi pulih ini memungkinkan asalkan nilai tukar rupiah tetap stabil dan dana dari program amnesti pajak meningkat.
Sementara itu, harga komoditas telah menunjukkan tren peningkatan. Moody mencatat bahwa harga komoditas yang lebih tinggi akan menguntungkan sektor minyak & gas, minyak mentah kelapa sawit (CPO), dan sektor pertambangan batubara. Ini berarti bahwa pendapatan di sektor hulu minyak akan mendorong investasi modal dan akuisisi di sektor tadi. Kontribusi pemerintah untuk mendanai dan melaksanakan proyek-proyek infrastruktur utama, seperti program pembangkit listrik 35.000 MW, diyakini berefek lanjut untuk pembangunan negara, bahan material dan sektor alat berat.
Moody memandang stabil untuk sebagian obligasi perusahaan Indonesia yang didanai oleh lembaga kredit ini. Moody sendiri telah mendanai kredit dari 41 perusahaan Indonesia, dimana 22 di antaranya, sebagian besar bank dan lembaga keuangan, memiliki tingkat Investment Grade atau biasa disebut Baaa3.
Selain itu, masih ada 32 perusahaan lagi yang juga dipandang stabil apabila peringkat obligasi mereka tetap berada dalam level jangka menengah. Contoh-contoh perusahaan ini adalah perusahaan energi Pertamina, produsen Semen Indonesia, perusahaan transportasi dan distribusi gas bumi Perusahaan Gas Negara, dan distributor peralatan berat United Tractors.
Lain lagi menyoal sektor properti di Indonesia. Moody menilai sebagian besar pengembang properti Indonesia yang telah dibiayai, memiliki tingkat kredit di bawah Investment Grade. Hal ini dikarenakan lemahnya penjualan.
Untuk obligasi pemerintah Indonesia, Moody juga memberikan peringkat Investment Grade (Baaa3) dengan outlook stabil. Umumnya peringkat ini diberikan ketika obligasi dinilai mampu memenuhi kewajiban pembayaran dimana bank diperbolehkan untuk berinvestasi di dalamnya.
Selain Moody, masih ada 2 lembaga pemeringkat kredit global lain yang diakui yaitu Standard & Poor's (S & P) dan Fitch. Fitch memandang obligasi yang dikeluarkan Indonesia stabil. S&P menilai sebagai positif. (marloft / syam)