Lagi, Kecelakaan di KM 91 Tol Cipularang Ini Perlu Dilakukan
Selasa, 10 September 2019, 16:49 WIB
Dua truk alami kecelakaan di km 91 Tol Cipularang, Selasa siang (dok.oto)
BisnisNews.id -- Rupanya BPJT dan operator jalan tol Cipularang belum ada perbaikan untuk pencegahan kecelakaan lalulintas. Kecelakaan kembali terjadi dan melibatkan truk konteiner terbalik lalu disertai tabrakan beruntun. Kecelakaan ini sudah ketiga kalinya dalam waktu seminggu sejak 4 September 2019 saat kecelakaan beruntun yang melibatkan 2 dump truk yang terbalik dan mobil lainnya.
Lalu beberapa kemudian terjadi kecelakaan lagi. Tadi siang terjadi lagi kecelakaan ketiga melibatkan truk konteiner terbalik lahi. Kecelakaan pertama mengakibatkan 8 orang meninggal dunia dan 26 orang luka-luka. Melihat kejadian yang mirip-mirip penyebabnya dan kendaraannya, seharusnya ada langkah perbaikan pencegahan oleh semua pihak terutama BPTJ," kata pengamat transportasi dari Fakta Azas Tigor Nainggolan di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Langkah perbaikan itu, lanjut dia, seharusnya dilakukan oleh Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan operator jalan tol Cipularang. Setidaknya bisa dilakukan penempatan petugas di zona kejadian agar pengemudi bisa diingatkan hati-hati dan tidak alami kecelakaan. Juga seharusnya segera dibuat tambahan rambu tambahan agar pengemudi mengetahui kondisi jalan serta hati-hati.
Menyikapi kondisi sering terjadinya kecelakaan ini maka pihak Kementerian Perhubungan, jelas Tigor, harus mengevaluasi kinerja BPTJ dan operator jalan tol Cipularang. Kecelakaan yang terus berulang di tempat yang sama tak boleh dibiarkan begitu saja.
"Kementerian Perhubungan juga sudah memerintahkan BPTJ dan operator jalan tol melakukan pengawasan agar jalan tol bersih dari truk yang melanggar aturan melakukan merubah standar kendaraan dan muatan berlebihan atau Over Dimensi dan Over Loading (ODOL) serta ugal-ugalan," jelas Tigor lagi.
"Pengawasan dilakukan dengan memasang alat timbang di setiap pintu masuk tol serta memasang rambu tambahan juga menyiagakan petugas atau alat monitor di zona pengawasan," tegas Tigor.(helmi)