LIA Genjot Infrastruktur Dan Produksi Kargo
Kamis, 20 April 2017, 17:05 WIBBisnisnews.id - Kendati belum ada pertumbuhan yang signifikan, namun Lombok Internasional Airport (LIA) melakukan pembenahan untuk mengakomodir seluruh kegiatan perdagangan terkait potensi lokal.
General Manager Angkasa Pura 1 LIA, I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, sekarang ini pertumbuhannya masih rendah. Namun tetap harus dikembangkan, karena komoditi lokal cukup bagus.
Terutama hasil pertanian yang sekarang ini juga banyak dikirim ke luar Lombok." Produksinya sih belum besar, masih kecil tapi untuk domestik bagus. Komoditi didominasi hasil pertanian," jelas Ardita.
"Penerbangan internasionalnya juga belum banyak, hanya ada 1 yaitu AirAsia. Demikian juga kargo ekspor impor," Ardita mengatakan.
Sebelumnya sempat ada JetStar terbang ke Lombok. Sekarang ini kata Ardita, JetStar tidak lagi melayani penerbangan dari Lombok dan akan ada penerbangan lain yang melayani ke regional.
BACA JUGA : Menhub Ajak Kalangan Swasta Bergerak Lebih Dominan Pada Kegiatan Logistik
INDUSTRI WISATA
Soal industri wisata, kata Ardita, terus dikembangkan dengan menyesuaikan destinasi wisata yang ada di Lombok. Pembenahanannya dimulai dari terminal keberangkatan dan kedatangan.
"Kita sudah siapkan ornamen pantai Senggigi, Gili Trawangan, Mandalika dan seterusnya," kata Ardita
Sekarang, ungkapnya, setiap penumpang yang datang meluangkan waktu untuk selfi di arena yang sudah kami siapkan. "Sebelum mereka ke pantai atau objek wisata lainnya, sudah selfi dan fotonya beredar di media sosial. Ini kan baik buat kami, ada unsur marketingnya," kata Ardita menjawab pertanyaan wartawan pada Lokakarya bertajuk "Menciptakan Angkutan Antarpulau yang Terkoneksi dengan Angkutan Antarmoda serta Berkeadilan" 20-22 April 2017 di Lombok NTB.
Terkait pengembangan bandara, Ardita mengatakan, AP I membuat skala prioritas dengan prinsip efektif dan efisien. Diantaranya membangun terminal atau apron, dan ini sesuai dengan peningkatan kebutuhan. LIA makin banyak diterbangi pesawat ukuran besar yang membawa banyak penumpang.
" Memang ada usulan agar runway diperpanjang, tetapi perhitungan kita kalau itu dilakukan akan mengundang pesawat jarak jauh dan pesawat besar, tetapi bagaimana dengan terminal dan apron, apakah bisa mengakomodasi kebutuhan untuk itu jika tidak disiapkan dengan baik dan refresentatif," katanya.
Jadi pada dasarnya, AP I menganut azas efisien dan efektif bahwa kalau runway yang dibangun duluan menjadi tidak efektif jika terminal dan apron tidak disiapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, kata Ardita, pihaknya telah merencanakan membangun terminal dan apron yang diharapkan akhir tahun ini sudah dapat dioperasikan.
Menurut Ardita, saat ini sedang dilakukan pembangunan dua parking stand baru dan ini menjadi salah satu kesiapan bandara menyambut kedatangan pesawat-pesawat dari maskapai internasional untuk singgah di Lombok. Itu sebabnya, jika diperpanjang runway dulu akan mubazir.
"Kami fokus parking stand dan terminal dulu. Untuk terminal domestik sudah kelihatan penuh. Nah kita ingin fungsikan adanya dua parking stand untuk untuk terminal internasional nantinya,"jelasnya.
Begitu juga dalam membangun terminal dihitung berdasarkan peningkatan jumlah penumpang. Prinsip-prinsip inilah yang menjadikan LIA yang tadinya merugi, dan kini mulai mengeruk keuntungan.
"Tahun 2015, kita mengalami kerugian Rp 23 miliar, tapi mulai 2016 secara operasional kita sudah untung, kata Ardita.
Pembangunan infrastruktur LIA juga sejalan dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang nantinya akan banyak wisatawan yang datang.
Sejumlah proyek pembangunan didanai secara multiyear, sehingga pembangunan khususnya sarana pendukung akan berlangsung trrus menerus. "Tapi sebagian besar pembangunan infrastruktur pendukung bandara selesai tahun ini," katanya. (Syam S)