Lima Tewas Setelah Ledakan Bom Guncang Terminal Kp Melayu
Kamis, 25 Mei 2017, 01:48 WIB
Bisnisnews.id - Tiga petugas polisi dan dua tersangka pelaku bom bunuh diri terbunuh dalam dua ledakan di dekat terminal bus Kampung Melayu Jakarta Timur pada Rabu malam (24/05/2017).
Gambar-gambar mengerikan dari bagian-bagian tubuh yang tersebar muncul setelah ledakan, yang terjadi di halte bus Trans Jakarta di dekat terminal Kampung Melayu Jakarta Timur sekitar pukul 20: 30 Wib.
Juru bicara kepolisian, Setyo Wasisto mengatakan lima petugas polisi dan lima warga sipil juga terluka dalam serangan tersebut.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
Setyo mengatakan dua ledakan terjadi antara toilet terminal dan tempat parkir.
"Kepala (seorang pelaku) ditemukan di dekat toilet, tangannya di luar sana di jalan," katanya.
"Jangan takut, jangan takut, karena kalau takut berarti teroris sudah berhasil," kata Setyo.
"Polisi sedang menyelidiki dan jika Tuhan mengizinkan kita akan tahu siapa yang melakukan (serangan)."
Wakil kepala polisi, Syafruddin, yang berada di tempat kejadian, mengatakan bahwa jenis bom tersebut masih diselidiki.
Dia mengatakan, ini adalah fenomena global bahwa petugas polisi menjadi sasaran dan mendesak masyarakat untuk memberi tahu polisi tentang aktivitas yang mencurigakan.
Berdasarkan informasi dari unit rekanan terorisme khusus Indonesia Detasemen 88 bagian tubuh diduga milik pelaku.
Peristiwa Serupa
Delapan orang tewas, termasuk empat gerilyawan dalam serangan teror pada 14 Januari 2016 di depan toserba Sarinah Jakarta Pusat.
Pada bulan Desember tahun lalu, kepala polisi Indonesia Tito Karnavian menghubungkan kenaikan tajam dugaan jumlah teroris yang ditangani oleh pasukannya terkait ISIS dan kekalahan yang mereka alami di Timur Tengah.
Jumlah dugaan teroris yang ditangani oleh polisi pada tahun 2016 lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, karena ISIS mendorong sel-sel teror untuk melakukan serangan di luar Suriah.
Karnavian mengungkapkan bahwa telah ada 170 tersangka teroris yang diproses oleh polisi pada tahun 2016, dibandingkan dengan hanya 82 pada tahun 2015. (Balqi/Syam S)