Memfungsikan Rel KA Yogya-Magelang, Sedot Investasi Rp 6 Triliun
Selasa, 08 November 2016, 09:26 WIB
Bisnisnews.id - Rel kereta api lintas Yogyakarta-Magelang yang sudah lama tidak berfungsi atau sejak 1978, akan diaktifkan kembali untuk kepentingan pengembangan industri wisata di kawasan itu. Diantaranya, dukungan transportasi ke objek wisata Borobudur dengan nilai investasi 5 sampai 6 triliun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam kunjungannya ke Yogyakarta bersama Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro, Senin (07/11/2016) telah melihat langsung sejumlah titik lokasi perlintasan KA yang ada saat ini serta alternatif titik perlintasan KA Yogyakarta-Magelang. Mantan Dirut PT Angkasa Pura II itu juga melanjutkan perjalanannya ke Borobudur dalam upaya lebih mendorong kunjungan wisatawan.
" Rel yang sudah mati ini kita aktifkan kembali , supaya objek wisata Candi Borobudur lebih laku dan banyak pengunjungnya," kata Budi.
Candi Borobudur di Jawa Tengah termasuk dalam titik destinasi wisata yang diutamakan selain Danau Toba di Sumatera Utara dan Mandalika di P. Lombok. Akan tetapi persoalan aksesibilitas transportasi menjadi suatu kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur.
" Kita memikirkan bagaimana aksesibilitas itu bisa secara integrated tergabung dengan titik-titik daerah wisata yang ada, bisa dibayangkan ada suatu konektivitas rel, kereta api bisa ke Candi Borobudur, Solo, Jogja dengan frekuensi yang tinggi sehingga turis punya banyak pilihan, ini menjadi pusat-pusat ekonomi yang bagus," jelasnya.
BERALIH FUNGSI
Kendati demikian Menhub Budi akui, mengaktifkan kembali rel yang sudah lama tidak dipakai itu bukan perkara mudah. Di sepanjang rel itu kini sudah dipenuhi bangnan dan menjadi tempat tinggal masyarakat yang nantinya berdampak social dan finansial.
Beralih fungsinya rel kereta api ini, karena sudah terlalu lamanya ditinggalkan. Pada tahun 2009, Kementerian Perhubungan telah melakukan studi kelayakan guna menghidupkan kembali rel yang sudah terkubur itu.
Berdasarkan data, jalan KA lintas Yogyakarta - Magelang dimana sepanjang 45 km sp banyak yang beralih fungsi dan rusak 24,6 km sp menjadi jalan tertimbun aspal dan tanah. Sepanjang 8,5 km sp menjadi pemukiman/pertokoan dan epanjang 11,9 km sp berupa jalan KA yang telah rusak.
Hasil pendataan itu juga disebutkan, sebagian besar stasiun telah beralih fungsi menjadi perkantoran/pertokoan, jembatan perlintasan kereta api dalam kondisi rusak dan perlu
pembangunan baru.
Karena itu, Menhub mengatakan akan dilakukan upaya lain dengan membangun perlintasan KA baru yang rencananya akan dimulai pada pertengahan tahun 2018. Diharapkan pembangunan jalur KA Yogyakarta - Magelang ini selesai pada tahun 2019.
" Pembebasan tanah 2 tahun, pembangunan pertengahan 2018, selesai 2019," jelasnya.
Estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan pembangunan perlintasan KA sepanjang 40 kilometer ini memerlukan biaya sekitar 5-6 triliun yang bersumber dari APBN dan swasta. Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo menambahkan nantinya jalur KA Yogyakarta - Magelang ini akan mengikuti jalur jalan raya yang ada. " Jalur akan mengikuti jalur jalan raya yang ada saat ini, sekarang ini jalan propinsi akan ditingkatkan menjadi jalan nasional, jadi nanti yang dibangun yang dari Stasiun Sentolo ke utara (arah Magelang)," jelas Prasetyo.
Untuk lebih
meningkatkan kunjungan wisata khususnya di Jogja, Solo, dan Candi Borobudur
nantinya KA yang melayani rute ini akan di desain secara khusus begitu juga
dengan stasiun yang dilalui juga akan di desain dengan mengusung budaya
kearifan lokal.