Menelisik Pengaruh Ekonomi Dunia Terhadap Kebijakan Trump
Selasa, 19 Desember 2017, 14:21 WIB
Bisnisnews.id - Kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump belum berpengaruh besar terhadap perekonomian negeri itu, maupun negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Meskipun potensi itu dirasakan.
Namun menurut Ekonom senior dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Toni Prasetiantono menilai, sangat sulit menilai perekonomian Indonesia hanya dari pengaruh kebijakan Trump. Karena di AS sendiri pertumuhan ekonomi masih sangat bagus. Bahkan harga saham di New York terus memecahkan rekor.
"Kalau melihat ekonomi Amerika sekarang ini sangat bagus ya, dalam pengertian confidence disana tinggi sekali," tutur Toni usai Dialog Akhir Tahun dan Temu Media bertemakan Outlook Pembangunan 2018 tentang 'Tantangan di Tahun Politik' di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Pada sisi lain, Toni mengakui, dengan kebijakan Trump seperti itu, sampai kapan ekonomi AS bertahan diposisi aman, eskipun harga saham di New York gila-gilaan.
Terlebih isyu yang terus bergulir belakangan ini, terkait pernyataan Trump mengenai Yerussalem. Sangat sulit diterka. Termasuk juga perekonomian dunia dan Indonesia, karena faktornya juga banyak.
"Saya tidak bisa menduga duga dampaknya ke ekonomi dunia dan Indonesia itu seperti apa karena pada dasarnya di saat yang sama kita juga punya problem lain seperti ketegangan Korea Utara, Brexit Ekonomi China yang melambat, jadi agak susah untuk mengisolasi dampak trump saja," jelasnya.
Apalagi dia menilai perdangangan Indonesia belum ada masalah dan malah tetap surplus dengan Amerika Serikat. Ini karena memang dari sisi perdagangan sangat relatif, kalau dengan Amerika, karena tidak terlalu besar.
"Perdagangan kita yang paling besar adalah China kemudian Jepang, lanjutnya adalah ASEAN sebagai kawasan bukan negara per negara. Rasanya masih belum terasa ya dampak kebijakan Trump saja," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pertumbuhan PDB AS membaik ditopang investasi yang meningkat dan konsumsi yang stabil. Sejalan dengan AS, ekonomi Eropa pulih cukup solid ditopang konsumsi dan ekspor. Ke depan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan tetap tinggi disertai dengan harga komoditas dan volume perdagangan yang tetap kuat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto,sebelumhya mengatakan, dari Januari-November 2017, nilai ekspor Indonesia mencapai 153,9 miliardolar AS, naik 17,16 persen dari realisasi di periode yang sama tahun lalu senilai 131,4 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas tercatat 139,7 miliar dolar AS atau naik 16,89 persen.
Pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar Indonesia selama periode Januari-November ini juga tidak berubah, yakni China dengan nilai 19,13 miliar dolar AS, Jepang senilai 13,22 miliar dolar AS, dan Amerika 15,72 miliar dolar AS.(Adhitio)