Menhub Perintahkan, Kecepatan Kapal Ro-Ro Harus Diatas 20 Knot
Rabu, 08 Maret 2017, 23:10 WIBBisnisnews.id-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi perintahkan operator kapal ro-ro lintas penyeberangan Panjang-Jakarta-Semarang-Surabaya-Padangbay-Lembar, harus menggunakan kapal yang kecepatannya di atas 20 knot. Layanan kapal berusia muda dengan kecepatan tinggi dapat meningkatkan efektivitas waktu tempuh, sehingga lebih menarik minat para pengusaha angkutan (truk).
" Menggunakan kapal dengan kecepatan lebih dari 20 knot, akan lebih menarik. tapi kalau di bawah 20 knot, sangat lambat. Untuk itu saya minta ASDP dan operator swasta cari kapal yang punya kecepatan di atas 20 knot sehingga harga kompetitif tapi waktu tempu lebih cepat," kata Menhub.
Menurutnya, dalam kurun waktu satu tahun ini, terdapat tiga kapal ro-ro per hari yang melayani lintas Pelabuhan Tanjung Priok-Pelabuhan Panjang, Lampung. Dengan adanya layanan pada lintas ini Menhub Budi mencatat setidaknya terdapat 500 truk yang dapat dialihkan dari jalan raya ke kapal ro-ro.
Meskipun saat ini masih terdapat kekurangan seperti tingkat okupansi yang belum terlalu tinggi, akan tetapi Menhub Budi mengaku puas dengan kapal ro-ro yang melayani lintas Pelabuhan Tanjung Priok-Pelabuhan Panjang, Lampung.
" Tapi kapal ini saya pikir diatas ekspektasi saya, kelas VIP nya bagus, kantinnya bagus, kapalnya bagus, tapi yang harus kita perbaiki adalah promosi. Promosi belum dilakukan. Tingkat okupansi masih 60 persen, penumpang 20 persen. Promosi harus segera dilakukan," jelas Menhub.
Ke depan pihaknya juga berencana bersama Perum Damri dan PPD untuk menyediakan shuttle bus gratis dari sejumlah titik untuk mengangkut penumpang yang akan menggunakan kapal ro-ro ini.
Lebih lanjut Menhub mengatakan dengan berpindahnya angkutan truk dari jalan raya ke kapal ternyata biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis. Lintas Jakarta-Surabaya, diharapkan beroperasi sebelum puasa.
" Menggunakan kapal itu lebih ekonomis dibandingkan menggunakan jalan. Karena apa? Satu, karena sparepart, kedua karena (ongkos) tol, ketiga biaya BBM solar, dan keempat karena di jalan ada banyak orang yang harus dikasih," ujarnya.
Sementara itu Ketua Assosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Gemilang Tarigan mengatakan, pegoperasian kapal ro-ro dari Tanjung Priok ke sejumlah lintasan tidak akan mengganggu aktivitas muatan.
Kalaupun ada pengaruh, kata Tarigan, tidak signifikan dan para pengemudi akan menentukan, kenyaman dirinya, lewat kapal ro-ro atau jalan darat. " Saya sudah hitung, dan pengaruhnya tidak signifikan, sopir kan tidak bisa diaksa untuk mengunakan kapal, atau jalan raya," jelasnya. (Syam Sk)