Minyak Dunia Anjlok dan Harga BBM Pertamina Belum Turun
Jumat, 03 April 2020, 10:59 WIBBisnisNews.id -- Periode Januari 2020 harga minyak mentah brent masih dikisaran USD 697,02/ barel dan WTI dikisaran USD59,80/ barel. Sementara Indonesia Crude Price (ICP) ada dikisaran USD 65,38/ barel. Dan saat ini periode April 2020 harga minyak mentah dunia jenis Brent jatuh dikasaran USD25 / Barel dan WTI dikisaran angka USD 20 / barel.
Harga yang luar biasa memukul perekonomian khususnya sektor minyak. Turunnya harga minyak dunia tersebut saat ini belum diikuti oleh penurunan harga jual BBM Pertamina.
"Inilah sebabnya, saat ini banyak dipertanyakan oleh kalangan publik, mengapa harga jual BBM belum turun sementara harga minyak dunia turun? Sebuah pertanyaan yang tentu lumrah dan wajar," kata pengamat energi Ferdidnan Hutahaen di Jakarta.
Dalam penentuan harga jual BBM, kata dia, tentu ada beberapa faktor yang atau komponen yang dijadikan dasar perhitungan. "Komponen utama dari perhitungan ini adalah harga minyak mentah dan nilai tukar dolar serta beberapa komponen lainnya seperti biaya distribusi, biaya penyimpanan, margin dan lain-lain," jelas Ferdinand.
Dan satu hal yang tidak boleh diabaikan, menurut dia, adalah periode impor minyak mentah untuk bahan balu produksi BBM. Rata-rata minyak mentah yang diproduksi saat ini untuk diplah jadi BBM adalah minyak mentah yang diimpor dua bulan lalu pada saat harga minyak mentah masih dikisaran diatas 50 USD / barel.
"Maka tentu perhitungan harga keekonomian masih mengacu pada harga minyak pada bulan Februari bukan menggunakan harga yang sekarang," jelas Ferdinan.
Dikatakan Ferdinan, harga sekarang baru digunakan untuk perhitungan harga BBM dua bulan kedepan. Begitulah alasan mengapa harga BBM sekarang belum turun. "Ditambah nilai tukar dolar AS saat ini yang tinggi membuat penurunan harga semakin sulit diwujudkan kecuali ke bulan-bulan yang akan datang," kilah putra Batak itu.
Patokan Harga BBM Pertamina
Selanjutnya, untuk harga BBM Mei 2020 akan menggunakan harga crude impor bulan Maret, Juni gunakan harga April dan begitu seterusnya. Maka jika harus turun maka baru pada sekitar bulan Mei dan Junj bisa terjadi penyesuain harga. Dan semua kembali kepada Perpres No. 191 yang mengatur periodik evaluasi harga BBM.
Ferdinand menambahkan, kita tentu berharap agar Pertamina segera lakukan evaluasi harga jual BBM. Bila sekarang sudah bisa dilakukan penurunan harga, maka sewajarnya diturunkan sesuai perhitungan harga keekonomian supaya Pertamina tetap untung dan rayat bisa merasakan dampak penurunan harga minyak dunia dan sedikit terbantu ditengah tekanan ekonomi akibat virus corona ini.
Namun begitu, kilah Ferdinand, publik harus memahami bahwa penurunan penjualan BBM akibat dampak turunnya aktivitas publik tentu akan mempengaruhi bisnis Pertamina yang biaya operasionalnya tidak turun bahkan mungkin naik akibat kenaikan nilai tukar dolar.
Begitulah kondisinya agar kita bisa memahami mengapa harga jual BBM belum turun saat ini utamanya karena masih menggunakan harga Crude impor periode 2 bulan lalu dengan nilai tukar dolar saat ini yang tinggi.(helmi)