Pelaku Usaha Optimis Reshuffle Jilid II, Berharap Pemerintah Lebih Fokus
Kamis, 28 Juli 2016, 11:30 WIB
Bisnisnews.id-Reshuffle kabinet tahap dua yang dilakukan Presiden Jokowi di nilai banyak kalangan sudah sangat tepat. Bahkan secara politis, kedudukan Presiden dalam susunan kabinetnya yang baru itu semakin kuat dan diharapkan lebih kompak dalam membangun perekonomian nasional.
Kekuatan secara politis karena tidak ada jatah partai politik yang dikurangi, dan ini akan menciptakan kondisi yang makin kondusif sehingga pemerintahan bisa lebih terkonsentrasi.
Hal itu juga diakui Ketua Umum Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan Roeslani, Dia berharap, tidak ada lagi kegaduhan dan gesekan politik, tapi lebih fokus pada program kerja yang sudh ada. Bahkan dengan melihat susunan cabinet dimana ada sejumlah wajah baru dan hadinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan akan semakin menumbuhkan kepercayaan para pelaku usaha.
Rosan mengaku sangat optimis, kabinet yang baru ini ditempat figure yang pas dan terpercaya sesuai bidangnya masing-masing. Dari susunan cabinet yang ada, diharapkan pemerintahan akan berjalan lebih efektif.
Dia berharap menteri-menteri baru pilihan Jokowi bisa melanjutkan kebijakan yang baik sekaligus memperbaiki kelemahan atau kekurangan pendahulunya. Tentu, kata Rosan KADIN akan berjalan beriringan bersama pemerintah membangun negeri ini untuk kepentingan bangsa dan Negara.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum DPP INSA< Carmelita Hartoto. Dengan pemerintahan yag lebih fokus, kepercayaan kan mudah terbangun dan ini sudah terlihat ketika susunan kabinet yang baru itu diumumkan Presiden Jokowi Rabu 27 Juli 2016.
Carmelita yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Perhubungan menegaskan, siap membantu dan menjadi mitra pemerintah untuk berjalan bersama-sama dalam membangun perekonomian nasional.
Ketua Umum Assosiasi Pengusaha Angkutan Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengaku sangat mendukung apa yang sudah diumumkan Presiden Jokowi. Dirinya beserta pengurus lainnya mengucapkan selamat bekerja.
Kendati demikian Tarigan mengusulkan kepada pemerintahan yang sekarang, khususnya Kementerian Perhubungan, jangan hanya memikirkan soal keselamatan penumpang. Tapi juga lebih perhatian kepada angkutan barang.
Biaya logistik naik karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap angkutan barang. Padahal, kelancaran arus barang dan jaminan keamanan barang sampai tujuan akan lebh mempecepatpemulihan ekonomi nasional.
Murahnya biaya logistik juga
kata Tarigan akan sangat membantu pemerintah dalam mendrong daya beli
masyarakat di seluruh Indonesia. Tapi kalau biaya logistik terus naik karena
kurang perhatian, daya beli masyarakat
juga akan menurun.