Pelemahan Rupiah Masih Jadi Ancaman
Kamis, 08 Maret 2018, 09:48 WIBBisnisnews.id - Harap-harap cemas Rupiah bakal terus terpuruk hingga ke angka 14 ribu per dolar AS. Kekhawatiran ini banyak dibincangkan para pelaku usaha.
Pagi ini dikhabarkan pelemahan Rupiah mulai tersendat setelah digunakannya cadangan devisa untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan turunnya penempatan valas perbankan di bank sentral karena adanya kebutuhan di masyarakat.
Nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran support 13.783 dan resisten 13.750.
Jumlah cadangan devisa Februari 2018 senilai 128,06 miliar dolar AS turun 3,92 miliar dolar AS dibandingkan posisi Januari 2018 sebesar 131,98 miliar dolar AS.
Penguatan Rupiah semula diharapkan bisa terjadi ditengah melemahnya dolar AS akibat sentimen negatif mundurnya pejabat eksekutif di pemerintahan Trump akibat kebijakan proteksionis.
Sedikit melemahnya dolar AS itu menurut menurut Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (8/3/2018) tidak banyak pengaruhnya dengan Rupiah yang cenderung melemah.
Namun pada akhir perdagangan Rabu atau kamis pagi dolar AS naik tipis setelah Gary Cohn, penasihat ekonomi utama Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengundurkan diri dari jabatannya.
Seorang "globalis" di dalam Gedung Putih, Cohn telah melakukan upaya terakhir, menghentikan rencana tarif baru Trump pada impor baja dan aluminium.
Di sisi lain, lapangan kerja sektor swasta AS seperti dilaporkan Xinhua dan dirilis Antaranews mengalami peningkatan sebesar 235.000 pekerjaan dari Januari ke Februari. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP terbaru pada Rabu (7/3), mengalahkan ekspektasi pasar.
Laporan tersebut secara luas dilihat sebagai pratinjau laporan gaji non pertanian bulanan Departemen Tenaga Kerja AS, yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (9/3).
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS mengumumkan pada Rabu (7/3) bahwa defisit perdagangan barang dan jasa mencapai 56,6 miliar dolar AS pada Januari, naik 2,7 miliar dolar AS dari 53,9 miliar dolar AS pada Desember, direvisi.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,02 persen menjadi 89,645 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah dari angka hari sebelumnya sebesar 1,2405 dolar AS, dan poundsterling Inggris naik menjadi 1,3894 dolar AS dari 1,3889 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7817 dolar AS dari 0,7819 dolar AS.
(Ari)