Pembatasan Usia Pakai Kendaraan Bukan Sekadar Wacana
Minggu, 06 November 2016, 03:28 WIB
Bisnisnews.id-Membatasi
usia pakai kendaraan itu jauh lebih baik, ketimbang tmembiarkan jalan raya mengalami stagnasi akibat
terlalu banyaknya kendaraan. Padahal, setiap tahun jumlah kendaraan yang
diproduksi jauh lebih besar ketimbang penambahan panjang jalan.
Kebijakan
ini sangat logis, mengingat produksi kendaraan setiap tahun terus meningkat. Namun
menurut Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto,
pembatasan usia kendaraan itu harus dilakukan secara fair, jangan sampai hanya
menguntung pihak pabrikan.
Setidaknya, ketika regulasi pembatasan usia pakai kendaraan diberlakukan, perlu dilakukan pembahasan secara mendalam dengan msyarakat. Jangan sampai merugikan dan dianggap hanya menguntungkan kelompok masyarakat yang sudah kaya raya.
" Pembatasan usia kendaraan ini sangat logis, tapi harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan masyarakat. Jangan sampai dinilai hanya menfasilitasi orang kaya saja," kata Pudji di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).
Menurutnya, studi perlu dilakukan, karena ini terkait dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Di satu sisi Kementerian Perhubungan sejak beberpa tahun lalu berupaya mengatur produksi kendaraan. Di sisi lain, Kementerian Perindustrian terus menggenjot produksi.
Tapi setidaknya, rencana ini terus dikaji, karena tidak bisa terus dibiarkan. " Kalau harus diterapkan, tidak bisa dilakukan pada seluruh kota. Penerapannya dilakukan secara bertahap," jelasnya.
Masukan dari seluruh elemen masyarakat dan kemeterian terkait sangat diperlukan Misalnya saja melalui penyelenggaraan Forum Group Discussion (FGD) dan lain sebagainya.
Kendati demikian, pemerintah juga harus sudah menyiapkan penggantiya. Dimana, angkutan umum massal yang aman dan manusiawi harus sudah ada.
Angkutan
umum itu, kata pudji, harus benar-benar menjadi pilihan utama bagi masyarakat
untuk melakukan perjalanan ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Waktu
perjalanan juga harus benar-benar diatur, jangan sampai masyarakat kecewa.