Pemerintah Antisipasi Letusan Gunung Berapi
Senin, 23 Januari 2017, 02:57 WIB
Bisnisnews.id - Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis mengantisipasi letusan gunung berapi yang berdampak langsung terhadap perjalanan pesawat udara. Di antara 10 negara yang ada, Indonesia memiliki tingkat tertinggi akibat ancaman gunung berapi yang masih aktif.
Langkah inisiatif tersebut termasuk membuat data pemantauan gunung berapi bisa diakses lebih sering melalui pemanfaatan teknologi satelit untuk menyediakan informasi lebih sering, gambar resolusi tinggi, pengukuran yang lebih tepat dan bahaya awan abu yang membuatnya lebih akurat.
Instansi pemerintah di Indonesia, seperti negara-negara lain di sekitar Asia, menggunakan data bebas dari satelit Himawari 8 milik Jepang untuk melakukan pemantauan dan peramalan cuaca.
Indonesia mengalami kemajuan pada tahun 2015 dalam memonitor abu vulkanik yang potensi risiko utama untuk pesawat, berbagi informasi tentang letusan dengan pilot dan pengendali lalu lintas udara. Memberikan hampir 2,100 peringatan hampir untuk profesional penerbangan setelah sebelumnya kurang dari 300, menurut Kementerian Perhubungan.
Pihak berwenang Indonesia juga sudah mulai lebih mengkoordinasikan data yang berbeda dari perkiraan lokal cuaca, laporan pilot, pengamatan tanah, data satelit dan peringatan dari Volcanic Ash Advisory Centre di Australia.
"Berdasarkan semua informasi yang dimiliki, kami lebih waspada dan sadar," kata Yusfandri Gona, mantan Kepala Otoritas Bandara di Bali. "Ini jauh lebih bermanfaat bagi semua orang yang terlibat."
Lebih banyak satelit akan diluncurkan di wilayah Asia-Pasifik di tahun-tahun mendatang untuk meningkatkan frekuensi informasi.
Asia kini merupakan pasar terbesar di dunia untuk penumpang, mewakili hampir sepertiga dari total global, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA). Lebih dari setengahnya akan terbang di wilayah tersebut dalam 20 tahun ke depan . Indonesia akan menjadi pasar penerbangan terbesar kelima di periode itu karena volume penumpang tumbuh 80% menjadi 242 juta, IATA mengatakan.
Perjalanan udara memiliki arti penting bagi pemerintah dengan Bali sebagai tujuan global. Indonesia juga membangun bandara baru untuk mencoba meningkatkan pariwisata.
Tetapi ketakutan beberapa negara adalah Indonesia belum siap menangani lonjakan di perjalanan udara karena kurangnya komunikasi, pilot terlatih dan ketepatan waktu. Indonesia menempati urutan di bawah rata-rata dalam audit global oleh Organisasi Internasional Penerbangan Sipil (ICAO) yang mencakup 8 kategori termasuk lisensi pilot dan operasi pesawat.
Maskapai penerbangan Indonesia sempat dilarang terbang ke AS pada tahun 2007 setelah serangkaian kecelakaan dan kekhawatiran tentang pengawasan keamanan. Pelarangan itu diangkat di pertengahan 2016 setelah AS menaikkan peringkat keamanannya jadi Kategori 1. (marloft)