Penerbangan Ke AS, Inaca Minta Jaminan Pemerintah
Minggu, 21 Agustus 2016, 19:21 WIBBisnisnews.id- Sekretatus Jenderal Asosiasi maskapai penerbangan Indonesia atau Indonesia National Air Carrier (INACA), Tengku Burhanudin meminta jaminan pemerintah soal hak angkut (freedom traffic right) di negara transit ketika penerbangan Indonesia-Amerika Serikat (AS) mulai diterapkan.
Kepastian itu, kata Tengku sangat diperlukan untuk mendorong airline merah putih lakukan ekspansi pasar AS. " Kalau kita lihat penerbangan ke Amerika harus mempertimbangkan negara transit. Misalnya, kita terbang dari Jakarta-Tokyo kemudian lanjut ke Los Angeles. Diharapkan ada hak angkut di negara Tokyo akan lebih bagus supaya maskapai kita juga siap," kata dia dalam Lokakarya Kemenhub di Medan, Sumatera Utara, 19-21 Agustus 2016.
Menurut dia dibukanya peluang penerbangan ke Amerika melalui kategori I Federal Aviation Administration (FAA), tidak serta merta disambut maskapai. Namun, harus dicermati secara teknik maupun komersial.
" Dengan penerapan proses transit itu, maka maskapai perlu diberikan hak agar dapat mengambil penumpang di bandara negara peralihan. Dengan demikian, tingkat keterisian penerbangan juga bisa terjaga konsisten, baik dari Indonesia ke negara transit maupun dari negara transit ke Amerika dan juga sebaliknya," jelasnya.
Menurut Tengku, dalam penerbangan Indonesia-AS dan selanjutnya transit di Jepang, Indonesia perlu menegaskan dibukanya fifth freedom air traffic right atau kebebasan mengangkut ke lima.
' Indonesia perlu menegaskan melalui fifth freedom air traffic right atau mengangkut orang di negara transit. Sedangkan, maskapai nasional yang berangkat dari AS menuju Indonesia dengan transit di Jepang, hak kebebasannya perlu ditingkatkan menjadi hak kebebasan keenam atau sixth freedom air traffic right," jelas dia.
Dalam rangka mendapatkan hak-hak penerbangan di sejumlah negara tersebut diperlukan persetujuan dua negara, termasuk melakukan negosiasi kepada negara-negara transit tersebut. Tengku menambahkan bahwa, salah satu maskapai yang paling siap menerapkan penerbangan ke Amerika ada pada maskapai Garuda Indonesia.
" Garuda sebelumnya sudah pernah menerbangi wilayah Amerika. Namun, Garuda juga masih harus melakukan langkah-langkah berupa klarifikasi dari Kemenhub mengenai agreement atau persetujuan antara aindonesia dan AS maupun negara-negara yang berpotensi jadi tempat transit menuju AS," ungkapnya.
Tengku menambahkah, saat ini ada tiga negara yang berpotensi menjadi tempat transit, yaitu Jepang, Hongkong, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Kepala Bagian Kerjasama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agoes Soebagio mengungkapkan, apabila Garuda memilih transit di Jepang, hak angkut kelima sudah bisa diperoleh badan usaha angkutan udara (BUAU). Dengan begitu, menurut Agus, Garuda dapat menggarap beberapa market, seperti Indonesia-Amerika, Indonesia-Jepang, dan Jepang-Amerika.
" Dalam perjanjian dengan Amerika dan Jepang itu sudah ada hak angkut kelima. Amerika sudah ada open sky dan Jepang itu Jepang beyond. Tinggal Garuda saja buat penerbangan ke Amerika mau lewat ke mana. Kalau dari Jepang, berarti dia mengharapkan adanya pasar," kata Agoes.
Untuk hak angkut keenam, lanjutnya, belum disebutkan dalam perjanjian antara Indonesia, Jepang, maupun Amerika. Namun demikian, dalam praktiknya nanti hal tersebut bisa direalisasikan. " Kalau satu lagi yang sixth freedom itu tidak diperjanjikan, enggak ada. Hal angkut itu hanya sampai hak angkut kelima. Sixth freedom itu dalam praktiknya bisa," jelasnya.
Maskapai Garuda Indonesia saat ini masih terus mempersiapkan diri terkait dibukanya penerbangan Indonesia-AS. Vice Presiden Corporate Communication Garuda Indonesia, Beny S. Butar Butar mengatakan, pihaknya masih berhatihati memutuskan penerbangan ke Amerika.
" Kami masih mengkaji kota-kota mana saja yang akan kami singgahi di Amerika maupun negara mana yang akan menjadi negara transit. Juga termasuk mengkaji berapa jumlah pesawat dan Sumber daya manusianya (pilotnya)," kata dia.
Sejumlah maskapai lain juga menyatakan kesiapannya. Maskapai Sriwijaya Air melalui Direktur Niaga, Toto Nursatyo mengatakan pihaknya melihat bahwa oenerbangan ke Amerika merupakan penerbangan yang sangat berpotensi. Meski begitu, Sriwijaya masih akan terus berbenah, hingga akhirnya siap membuka penerbangan ke AS.