Penguatan Rupiah Ikut Mendorong IHSG
Jumat, 02 Juni 2017, 10:56 WIBBisnisnews.id-Rupiah sedikit menguat, ini menunjukan perkembangan positif yang juga ikut mendorongpergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang diperkirakan bakal menuju level resisten di area 5.752 dan 5765.
Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (2/6/2017) seperti dikutip dari laman Akurat.Co mengatakan, meskipun sebelumnya secara intraday pergerakan IHSG cenderung flat namun, jelang akhir sesi mampu berada dan bertahan di zona hijau. Pelaku pasar cenderung memanfaaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk.
Saham-saham perdagangan yang kembali di buru antara lain UNTR, LPPF, MAPI, dan lainnya. Tidak hanya itu, beberapa saham berkapitaslisasi besar diantaranya GGRM, BBRI, PTBA, dan lainnya juga turut menjadi incaran beli pelaku pasar.
Tampaknya kali ini pergerakan IHSG mampu contraflow, dengan pergerakan sejumlah bursa saham Asia yang cenderung melemah.
Terpantau asing mencatatkan nett sell Rp148,68 miliar, dari sebelumnya nett sell Rp6,48 triliun. Akan tetapi, terjadi penguatan, namun kenaikan ini masih harus kembali diuji. Seiring masih rentannya terjadi pembalikan arah melemah, jika tidak kuat didukung oleh sentimen yang ada.
Diharapkan sentimen dari kondisi makro global maupun makro dalam negeri dapat memberikan sentimen positif untuk menjaga potensi kenaikan tersebut.
"Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan potensi kenaikan arah menguat tersebut," tegas Reza.
Berikut rekomendasi saham, yang dapat menjadi pertimbangan investor. Meliputi :
- AISA, Daily (2200) (RoE: 13.92%; PER: 11.65x; PBV: 1.63x; Beta: 1.46).
Saat ini, harga bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan candle membentuk pola bullish engulfing line yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. "Akumulasi Beli" pada level 2170 - 2200, dengan TP di level 2320 dan 2470. Support: 2110 & 2020.
- BBCA, Daily (17150) (RoE: 16.34%; PER: 21.24x; PBV: 3.47x; Beta: 1.09).
Saat ini, harga telah menyentuh garis psikologis 23,6% fibonacci sehingga peluang adanya technical rebound menuju ke resisten terdekat masih terbuka. "Akumulasi Beli" pada level 17000 - 17150, dengan TP di level 17400, 17650, 17850 dan 18175. Support: 16700.
- MAIN, Daily (1060) (RoE: 5.24%; PER: 24.00x; PBV: 1.28x; Beta: 1.56).
Adapun tren membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. Selain itu, indikator MACD menunjukkan pola golden cross dan terdapat candle yang membentuk pola three advancing soldiers yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. "Akumulasi Beli" pada level 1050 - 1060, dengan TP di level 1130 dan 1410. Support: 990.
- PWON, Daily (610) (RoE: 11.95%; PER: 21.47x; PBV: 2.56x; Beta: 2.2).
Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah bollinger dan candle membentuk pola bullish doji star yang mengindikasikan potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 600 – 610, dengan TP di level 630 dan 690. Support: 570.
- EXCL, Daily (2930) (RoE: 0,87%; PER: 173.56x; PBV: 0.34x; Beta: 0.51).
Karena pola three outside down candlestick pattern terbentuk, maka harga berpotensi menyentuh garis psikologis fibonacci 23,6% sebelum mengalami proses rebound. "Buy on Weakness" pada level 2900 - 2930, dengan TP di level 3000, 3060, 3120 dan 3210. Support: 2900 & 2810.
- PGAS, Daily (2400) (RoE: 11.56%; PER: 11.44x; PBV: 1.32x; Beta: 1.24).
Adapun tren masih membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. Selain itu, indikator MACD masih menunjukkan pola golden cross. "Akumulasi Beli" pada level 2380 - 2400, dengan TP di level 2580, 2850 dan 3050. Support: 2340 & 2200. (Adhitio)
Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) siap melakukan pengawasan dan pengamanan siber secara efektif di Indonesia, menyusul telah ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Nasional oleh Presiden Joko Widodo.
Seperti dikutip dari dari laman Sekretariat Kabinet, Perpres tersebut ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Mei 2017. Dalam Perpres tersebut disampaikan, BSSN bertugas melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan, mengembangkan dan mengonsolidasikan semua unsur yang terkait dengan keamanan siber.
BSSN bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dan dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Sekretariat Umum serta empat deputi yaitu, Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi, Deputi Bidang Proteksi, Deputi Bidang Penganggulangan dan Pemulihan, Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.
Kepala BSSN diangkat dan diberhentikan atas usul Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Sementara Sekretaris Umum dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala BSSN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lembaga Sandi Negara dan Direktorat Keamanan Informasi di bawah Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melebur ke dalam BSSN.
Peralatan, pembiayaan, arsip dan dokumen pada Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dan Lembaga Sandi Negara dialihkan ke BSSN.
Untuk pelaksanaan tugas di bidang persandian saat ini masih tetap dilakukan oleh Lembaga Sandi Negara hingga selesainya penataan organisasi BSSN. Begitu pula dengan tugas bidang keamanan di Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. (Adhitio)