Polisi Ungkap Dugaan Rencana Pemboman Istana Presiden
Selasa, 15 Agustus 2017, 21:56 WIBBisnisnews.id - Polisi pada hari Selasa 15 Agustus menahan lima tersangka militan Islam dan menyita bahan kimia di Bandung yang diduga digunakan untuk membuat bom serangan di istana kepresidenan pada akhir Agustus.
Dua dari lima, suami dan istri tersebut, telah dideportasi dari Hong Kong karena diduga menyebarkan ideologi radikal dan kelompok tersebut telah mempelajari teknik pembuatan bom melalui situs web yang dijalankan oleh orang Indonesia yang diyakini berperang bersama ISIS di Suriah, kata polisi.
Indonesia telah mengalami serangkaian serangan skala kecil yang terinspirasi oleh ISIS, namun sebagian besar direncanakan dan dieksekusi secara amatir, dengan menggunakan senjata buatan sendiri yang menyebabkan sedikit kematian dan kerusakan minimal.
Polisi telah memperhatikan tersangka militan semakin canggih setelah bom kembar yang menewaskan tiga polisi di stasiun bus Jakarta pada bulan Mei.
"Ini mungkin pertama kalinya metode semacam itu digunakan di Jawa Barat, melibatkan bahan kimia yang sangat berbahaya," kata juru bicara kepolisian provinsi Yusri Yunus, menambahkan bahwa beberapa toko telah menolak menjual bahan kimia tersebut kepada para tersangka.
Yunus tidak menjelaskan bahan kimia atau rencana untuk menyerang istana kepresidenan.
Polisi anti terorisme yang menemukan bahan kimia dalam sebuah serangan di sebuah rumah di Bandung, mengatakan bahwa mereka mengalami sensasi terbakar dan kemerahan pada kulit mereka saat mereka memasuki rumah. (marloft)