Promosi Budaya Keselamatan, IATA Perkenalkan Survei I-ASC
Rabu, 22 November 2017, 16:12 WIBBisnisnews.id - IATA meluncurkan survei budaya keselamatan aviasi yaitu IATA Aviation Safety Culture (I-ASC) untuk mendukung maskapai penerbangan dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) dan membangun budaya keselamatan sesuai dengan standar yang baru saja ditingkatkan dan praktik yang direkomendasikan (SARPS) dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
ICAO Safety Management SARPS tercantum dalam Lampiran 19, Manajemen Keselamatan, dari Konvensi Penerbangan Sipil Internasional.
Pada bulan Juli 2016, Lampiran 19 diubah untuk memperkuat manajemen keselamatan SARP dengan meminta perusahaan penerbangan untuk mengembangkan dan mempromosikan Budaya Keselamatan yang positif. Persyaratan ini harus dipenuhi pada bulan November 2019.
"Operasi yang aman didukung oleh budaya yang berpusat pada keselamatan. I-ASC memungkinkan maskapai penerbangan untuk membandingkan kinerja mereka dengan budaya keselamatan. Dengan demikian, proses ini masuk ke dalam proses penting perbaikan terus-menerus yang telah membantu membuat penerbangan sebagai bentuk teraman dari perjalanan jarak jauh, "kata Gilberto Lopez Meyer, Wakil Presiden Senior IATA, Keselamatan dan Penerbangan.
Keberadaan dan pemahaman budaya keselamatan perusahaan penerbangan merupakan prasyarat untuk penerapan SMS yang sukses dan efektif.
I-ASC membantu proses ini dengan penilaian secara obyektif, yang mengarah pada pemahaman dan tindakan.
Virgin Australia adalah salah satu pengadopsi awal survei I-ASC dan Michael Chapman, Manajer Umum Sistem Keamanan Virgin Australia mengatakan: "Survei I-ASC sangat berguna untuk memungkinkan kami meninjau hasil kami di berbagai departemen dalam bisnis kami sendiri, serta membandingkan diri kita terhadap orang lain di dalam industri ini. "
I-ASC dikembangkan bekerja sama dengan Cranfield University (Inggris) dan pemangku kepentingan penerbangan utama lainnya.
Ini memberikan wawasan yang nyata, tidak teridentifikasi, tidak bias dan terukur dalam keterlibatan keselamatan dan area risiko yang dirasakan di garis depan dan staf manajemen.
Survei tersebut mencakup penggerak dari budaya keselamatan utama, seperti komitmen manajemen, dalam budaya dan organisasi.
Yang penting, I-ASC akan membantu perusahaan penerbangan menentukan isu budaya keselamatan berdasarkan negara, kawasan, aliansi atau global.
Kurang lebih isi perubahan pada lampiran 19 (1) 1.1.1 adalah : Penyedia layanan harus menentukan kebijakan keselamatannya sesuai dengan persyaratan internasional dan nasional. Kebijakan keselamatan harus: a) mencerminkan komitmen organisasi mengenai keselamatan, termasuk promosi budaya keselamatan positif. (marloft)