PT DI Diharapkan Dapat Memproduksi Suku Cadang Pesawat
Rabu, 10 Januari 2018, 13:55 WIBBisnisnews.id - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diharapkan, selain memproduksi pesawat juga suku cadang atau spartparts, guna menghindari keraguan pasar domestik maupun internasional untuk membeli produk tersebut.
Pesawat buatan PTDI sudah dikenal dan sejumlah negara telah menggunakannya, seperti halnya pesawat CN-235 dan NC-212. Sejak didirikan 1976, perusahaan itu telah memproduksi sekitar 403 unit pesawat beragam jenis. Produk terbanyak adalah helikopter ringan type NB0105 bermesin ganda mencapai 122 unit.
Pesawat penumpang sipil atau airliner turboprop bermesin ganda yang juga banyak diminati ialah NC212 telah diproduksi sebanyak 105 unit, disusul CN235 sebanyak 64 unit. Pesawat angkut ini telah digunakan sejumlah negara di dunia selain Indonesia dan umumnya untuk kepentingan militer. Diantaranya, Angkatan Udara Spanyol dan Angkatan Udara Turki.
Direktur Jenderal Perhubugan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, peyediaan suku cadang pesawat ini, untuk menambah keyakinan pasar. Pemerintah, lanjut Dirjen Agus, terus mendorong dan membantu secara tehnis, termasuk percepatan sertifikasi, sehingga mampu memasarkan produk-produknya secara lebih progresif di pasar internasional.
Dorongan teknis yang akan diberikan misalnya, bantuan sertifikasi disain, type, sampai produk sesuai aturan-aturan penerbangan internasional (Annexes ICAO) dan nasional CASR serta membantu dalam hal pemasaran ke negara-negara sahabat Indonesia melalui Bilateral Airworthines Recognition ataupun Bilateral Airworthiness Agreement.
Type pesawat yag sudah dihasilkan PTDI cukup beragam, selain NC212, CN235 dan helikopter ringan NB0105 juga ada helikopter BELL 412 yang telah diproduksi sebanyak 43 unit. Helikopter jenis ini juga umumnya dipakai untuk kepentingan militer.
Produk lainnya ialah NAS332 sebanyak 21 unit, NSA330 11 unit, CN295 sembilan unit, AS365 empat unit, AS550 tiga unit dan H225M (EC725) sebanyak dua unit.
Pemerintah, kata Dirjen Agus, mendukung penuh seluruh produk PTDI, sehingga bisa dipakai di banyak negara termasuk pasar dalam negeri. Untuk PTDI didorong, pembuatan pesawat harus diikuti dengan pembuatan sparepart maupun component pesawat-pesawat sehingga pemasarannya bisa lebih bagus.
"Kami akan memberikan dorongan teknis agar PTDI mampu lebih progresif dalam penetrasi pasar dunia. Misalnya saja bulan lalu kami sudah melakukan pembicaraan dengan otoritas penerbangan Meksiko, di mana negara itu sudah banyak memakai pesawat jenis CN-235 dan NC-212 dan akan membeli lebih banyak lagi pesawat type tersebut. Namun mereka masih terkendala masalah sparepart maupun component," kata Dirjen Agus, Selasa (9/1/2018) di sela-sela acara serah terima tiga unit helikopter serang TNI AD, satu unit pesawat udara CN235 MPA TNI AL dan dua unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) TNI AL dari PTDI kepada Kementerian Pertahanan RI di hanggar PTDI, Bandung
Suku cadang pesawat itu sangat diperlukan untuk perawatan. Seperti juga yang telah disampaikan sejumlah negara sahabat Indonesia yang telah membeli pesawat buatan PTDI, diataranya Meksiko.
Trans Udara Papua
Khusus pasar dalam negeri, PT DI juga didorong memproduksi pesawat-pesawat yang dibutuhkan di dalam negeri. Seperti pesawat-pesawat untuk beroperasi di Papua yang daerahnya bergunung-gunung mounteneous area, banyak bukit dan jurang terjal.
Pesawat yang cocok untuk kondisi alam di Papua tersebut adalah pesawat yang mampu mengudara dan mendarat di landasan yang pendek. Selain itu juga pesawat yang mempunyai stall speed rendah sehingga bisa terbang pelan dan melakukan manuver dengan baik di sela-sela tebing pegunungan di Papua.
Pemerintah telah membuat lalulintas udara Trans Papua, sebagai implementasi membangun perekonomian di kawasan itu. Tentu, ini harus juga diikuti kesiapan armadanya, dan PT DI adalah harapan untuk memproduksi lebih banyak pesawat-pesawat yang dibutuhkan
Pesawat type N219, adalah salah satu jenis yag dinilai Dirjen Agus cocok beroperasi di kawasan Papua yang belembah dan bukit denngan landasan pendek. kalau, jennis ini juga dibuat massal, diikuti pebuatan suku cadang untuk erawatan, maka PT DI menjadi satu-satunya aircraft manufacturer di tanah air dan di ASEAN yang mampu memproduksi pesaat, suku cadang dan memasarkannya ke dunia internasional.
“Pesawat N219 yang saat ini diproduksi PTDI adalah pesawat yang cocok untuk hal tersebut. Untuk itu kami akan mengawal dalam proses sertifikasinya sehingga pesawat tersebut menjadi handal dan bisa diproduksi massal. Dengan sertifikasi yang baik dari otoritas penerbangan yang diakui dunia, maka pesawat N219 tersebut nantinya juga akan bisa dipasarkan ke negara-negara yang membutuhkan dan mempunyai kondisi alam seperti Papua," lanjut Agus lagi.
Pesawat yang dibutuhkan di kawasan Papua ialah jenis heroik yang lincah, dapat melakukan maneuver dan stall speed rendah. Selain itu, peralatan navigasi yang advance."Kami sebagai regulator, terus memberikan dorongan untuk memperkuat operator penerbangan di Indonesia dalam melayani accessibilitas Papua yang lebih kontinue," jelas Agus.
"Sebagai regulator, kita biasa mengenal 3A operator yaitu Airport, Airlines dan Air Navigations. Di Indonesia, sekarang ditambah A satu lagi yaitu aircraft manufacturer. Untuk itu kami juga akan membantu, mengawasi dan membina aircraft manufacturer ini agar bisa berkembang dan memberikan kontribusi lebih banyak bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Bahkan kepada Bisnisnews.id, Dirjen Agus menegaskan, Trans Papua yang telah digulirkan itu, dengn cara membenahi 109 bandar udara yag dilengkapi dengan peralatan navigasi untuk memandu pesaat. "kita benahi bandaranya, pesaatnya, SDM-nya, kita juga prioritasnya dari lokal, kita didik mereka sehingga memiliki kemampuan. target kami papua menjadi terang dan mudah terjangkau," jelas Dirjen Agus. (Syam S)