Puluhan Meninggal Akibat Kelaparan di Kab. Yahukimo Papua, Ditjen Udara Kerahkan Bantuan
Selasa, 31 Oktober 2023, 10:49 WIB
BISNISNEWS.id - Puluhan orang penduduk Yahukimo Papua Pegunungan meninggal dunia akibat krisis pangan, pemerintah setempat telah menetapkan tanggap darurat di wilayah itu sejak 21 Oktober 2023.
Pusdalops BNPB Jakarta menyebutkan, ada 12 kampung yang berada pada Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo terdampak krisis pangan.
Pemerintah pusat terus memberikan bantuan untuk mengatasi kelaparan yang dialami penduduk Yahukimo. Pengiriman bantuan sempat terhambat akibat terputusnya akses karena tanah longsor yang menghantam lapangan terbang (lapter) perintis Panggema, kabupaten Yahukimo, provinsi Papua Pegunungan pada 26 September 2023 lalu.
Meskipun tidak terdapat korban jiwa akibat bencana alam ini, namun Tebing Anggruk yang longsor dapat melebar ke landasan terbang apabila curah hujan terus tinggi.
Kasus kelaparan akibat krisis pangan ini di kawasan itu bukan yang pertama, pada Agustus 2023 lalu enam orang penduduk dilaporkan meninggal karena kelaparan di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah dan tahun lalu di Kabupaten Lanny Jaya tiga orang penduduk juga dilaporkan meninggal dunia .
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M. Kristi Endah Murni dalam keterangannya mengakui adanya kendala pengiriman bantuan karena terjadinya bencana tanah longsor .
" Tanah longsor mengakibatkan putusnya akses kesana sehingga distribusi barang terhambat dan menimbulkan bencana kelaparan. Kami terus berusaha memberikan bantuan melalui konektivitas transportasi udara dan membantu penanganan dampak kelaparan tersebut."
Bantuan logistik berup bahan makanan, dana, maupun peralatan kerja seperti mesin pompa air.
Bantuan tersebut diterbangkan melalui penerbangan berjadwal dari Bandar Udara Sentani. Maskapai yang beroperasi seperti Trigana Air dan Wings Air dipastikan dapat melaksanakan penerbangan tambahan dalam menyalurkan bantuan logistik.
“Bantuan logistik bencana alam dapat disalurkan menggunakan penerbangan berjadwal melalui Jakarta, Makassar, dan 10 kota lain di Pulau Papua ke Bandar Udara Sentani di Jayapura,” kata Kristi.
Dari Bandar Udara Sentani, bantuan kemudian akan dibawa ke lokasi bencana longsor dan kelaparan dengan dua rute perintis yakni perintis kargo dan perintis penumpang.
Rute perintis kargo adalah dari Bandara Nop Goliat Dekai menuju Anggruk dengan frekuensi 11 kali, dan target dapat membawa 700 kg kargo per penerbangan.
Sedangkan untuk rute perintis penumpang terdapat dua rute yakni dari Bandara Nop Goliat Dekai menuju Lapangan Terbang Amuma dengan frekuensi 15 kali, dan target tujuh pax per penerbangan.
Rute kedua adalah dari Bandara Nop Geliat Dekai menuju Lapangan Terbang Anggruk dengan frekuensi 11 kali per, dan target sembilan pax per penerbangan.
Optimalisasi penyaluran logistik bantuan bencana dilakukan melalui koordinasi dengan Korwil Dekai untuk optimalisasi pelaksanaan penerbangan perintis penumpang dan kargo menuju Anggruk dan Amuma, serta mengkoordinasikan pelaksanaan penerbangan niaga berjadwal yang saat ini telah beroperasi dari Sentani – Dekai dan penerbangan niaga tidak berjadwal lainnya. Selain itu juga dilakukan penambahan penerbangan apabila dibutuhkan sesuai kemampuan armada operator penerbangan.
Ditjen Hubud melalui Bandara Sentani melakukan penyesuaian operating hours (jam operasi bandara) sesuai kebutuhan untuk dukungan mobilitas logistik dan bantuan bencana, dengan tetap memenuhi aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.
“Kami juga siap memberikan dukungan terhadap pelaksanaan penerbangan lainnya (militer) untuk pengakutan logistik bantuan bencana,” tutup Kristi.
(mut/Syam)