Rupiah Kembali Menukik Setelah Naik Tipis
Rabu, 28 Maret 2018, 10:40 WIBBisnisnews.id - Rupiah masih mengkhawatirkan, setelah naik 29 poin (Seasa 27/3/2018), kini kembali terjungkal. Pelaku pasar memburu mata uang utama, seperti EURyang cenderung menguat di tengah-tengah pelemahan Dolar AS.
Pelemahan Dolar AS akibat pengaruh pemberitaan perang dagang Amerika dan Tiongkok, yang harusnya berimbas kepada Rupiah tidak juga membuat alat tukar itu menguat da stabil, malah sebaliknya, seperti tak mampu menahan ancaman dan goncangan.
Pergerakan sangat variatif dan Rupiah tetap saja seperti tidak mampu menahan ujian, naik sedikit lalu jatuh kembali. Hari ini Rupiah diprediksi berada pada kisaran support 13.741 dan resisten 13.730.
Padahal, sentimen positif terus digulirkan pemerintah dan beharap ada keyakinan ppasar terjadap Rupiah di saat Dolar AS sedang menghadappi dilema, akibat kebijakak Trump terhadap Tiongkok. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaian pernyataannya, bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih bagus lagi atau melebihi angka lima persen, mengingat sedang dilakukannya sejumlah pembenahan.
Pembenahan yang dimaksud itu diantaranya, perbaikan tiga komponen utama yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Yaitu konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Untuk peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, hal yang bisa dilakukan adalah menjaga laju inflasi serta menciptakan kesempatan kerja agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
"Untuk masyarakat miskin, pemerintah juga memberikan jaminan sosial yang memadai dari sisi jumlah maupun cakupan agar bisa betul-betul melindungi masyarakat mi
Hasilnya apa ? hai ini Rupiah menurun tidak bisa bergerak bagus. Padahal, Selasa (27/3/2018) Rupiah cukup bagus, transaksi antarbank naik 29 poin dan pelaku pasar berharap ini akan terus bertahan dan nyatanya, tidak.
Sentimen positif yang mencuat dari rilis Bank Dunia tentang laporan ekonomi Indonesia yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2018-2020 tumbuh pada kisaran 5,3 persen.
Artiya, ketika Rupiah bergerak naik, sifatnya sangat sesaat, karena benar-benar tidak mampu menahan mata uanng utama lainnya, seperti EUR yang begitu mudahnya memanfaatkan pelemahan Dolar AS.
Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (28/3/2018), menuturkan adanya perkiraan pelaku pasar terhadap langkah ECB yang akan mengetatkan kebijakan moneternya, seiring potensi pertumbuhan ekonomi di sejumlah wilayah pada Zona Eropa membuat laju EUR terapresiasi dan Rupiah cenderung melemah. (Syam S)