Rupiah Mulai Perkasa, Gubernur BI Bilang, Ada Faktor Pendorong
Jumat, 09 November 2018, 16:10 WIBBisnisnews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga faktor terjadinya penguatan terhadap kurs rupiah dalam satuboekan terakhir. Yaitu dari 15.200 ke 14.600 per dolar AS.
Pertama , munculnya kepercayaan investor global yang dipicu oleh membaiknya ekonomi domestik. Seperti laju inflasi hingga Oktober 2018 dan realisasi pertumbuhan ekonomi domestik kuartal III 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,17 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Inflasi Oktober 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau 3,16 persen (yoy) yang berarti berada di batas bawah sasaran inflasi.
Faktor kedua, ungkap Perry . penguatan rupiah karena danya pemberlakukan pasar valas berjangka untuk domestik atau domestic non-deliverable forward (DNDF).
Perry mengatakan, pasokan dan permintaan di pasar DNDF yang betlaku 1 Nopember 2018, sudah berjalan baik dengan total transaksi selama sembilan hari berjalan mencapai 115 juta dolar AS.
DNDF, ungkapnya berkembang cukup baik. Pasokan dan permintaan berkembang, sehingga menambah pendalaman pasar.
Pemberlakuan DNDF , ungkapnya dapat membuat pasar keuangan domestik berkembang sehingga pasar NDF di luar negeri kurang diminati.
"Sebelumnya, pasar NDF di luar negeri yang begitu volatil menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah di pasar domestik," kata Perry Jumat (9/11/2018) di Jakarta.
Faktu kedua, ungkapnya, mulai meredanya perang dagang AS dan Tiongkok, setelah disetujui adanya pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping pada perhelatan G-20 akhir November 2018.
Pertemuan itu diklaim untuk membahas solusi perang dagang antara dua negara yang telah terjadi sejak awal tahun.
Semua pelaku pasar keuangan global kini menanti perkembangan dari rencana pertemuan dua pemangku kebijakan paling berpengaruh di dunia itu. (Rayza)