Rusia Tawarkan Bantuan Decoding Data Radar
Minggu, 19 Februari 2017, 23:49 WIBBisnisnews.id - Moskow menawarkan bantuan untuk decoding data radar setelah sebelumnya bersama dengan Belanda menyelidiki kecelakaan penerbangan Malaysia Airlines di Ukraina.
" Data radar diberikan ke Belanda dalam bentuk data mentah, yang otomatis menunjukkan keaslian dan eksklusivitas," kata regulator penerbangan Rusia, Rosaviatsiya, dalam sebuah pernyataan.
Ini mengacu pada data radar yang dibagi dengan Belanda pada bulan Oktober 2016. Lembaga transportasi udara Rusia mengatakan informasi faktual jelas menggambarkan situasi lalu lintas udara yang sebenarnya pada saat tragedi MH17.
Kantor kejaksaan Belanda mengatakan pada awal pekan ini bahwa mereka tidak bisa membaca data radar mentah dari Rusia karena disajikan dalam format yang tidak biasanya, bertentangan dengan standar format ASTERIX. Lembaga kontrol lalu lintas udara internasional menggunakan format ASTERIX yang dikembangkan di Eropa, kata jaksa.
Osaviatsiya berpendapat data yang diberikan ke Belanda jauh lebih berharga karena data mentah. Ketika dikonversi ke format ASTERIX, data akan menjadi tidak begitu detil, kata lembaga itu.
Berbeda dengan data radar mentah yang terdiri dari gambar yang beredar dalam radar itu sendiri, kalau standar format ASTERIX melibatkan olahan transfer data yang akan mengubahnya menjadi informasi sekunder, sehingga tidak memungkinkan untuk melihat bahkan 25 persen dari data primer, kata badan tersebut.
Regulator Rusia menambahkan bahwa Moskow siap membantu Belanda dalam proses decoding jika diperlukan.
" Meskipun Rusia bingung karena Belanda telah mengambil data tersebut tiga bulan lalu dan baru mengenali halangan teknis (ketidakmampuan memecahkan kode data radar mentah), Rusia siap untuk memberikan bantuan peneliti internasional yang akrab dengan sistem mendekripsi informasi radar," kata Rosaviatsiya.
Musim gugur yang lalu, produsen radar Rusia dilaporkan menemukan peralatan radar yang telah diganti selama pemelihan terjadwal tak lama setelah tragedi MH17, dan masih memegang data primer saat hari kecelakaan. Catatan ini diserahkan kepada jaksa Belanda.
Sebuah awal September 2016, laporan Tim Investigasi Gabungan (JIT), yang terdiri dari para ahli penerbangan dan peneliti Belanda, Belgia, Australia, Malaysia dan Ukraina, menetapkan bahwa penerbangan MH17 ditembak jatuh oleh rudal Buk dari sebuah desa yang dikendalikan oleh pemberontak Ukraina pada saat itu.
Diduga rudal dibawa ke wilayah Ukraina dari Rusia dan dikembalikan setelah peluncuran. Moskow telah berulang kali membantah temuan itu dan mengkritik penyelidikan bermotif politik dan bias terhadap Ukraina.
Penerbangan MH17 Malaysia Airlines dengan 298 orang di dalamnya ditembak jatuh di atas timur Ukraina pada bulan Juli 2014, di tengah konflik bersenjata antara militer Ukraina dan pasukan paramiliter, dan pemberontak yang menolak kudeta bersenjata di Kiev awal tahun itu. (marloft)