Saksi Sempat Ungkap Khawatir Tentang Keselamatannya
Senin, 14 Agustus 2017, 21:30 WIBBisnisnews.id - Saksi dalam penyelidikan korupsi senilai 170 juta dolar terkait sistem kartu identitas elektronik nasional mengatakan kepada badan perlindungan saksi bahwa dia khawatir tentang keamanannya beberapa minggu sebelum dia dicurigai melakukan bunuh diri, kata beberapa pejabat.
Johannes Marliem yang perusahaannya berbasis di AS memiliki kontrak pemasok kartu identitas, dilaporkan telah meninggal pada hari Kamis (10/8/2017) akibat luka tembak ke kepala oleh diri sendiri, setelah terjadi perselisihan dengan polisi yang melibatkan sandera dan petugas SWAT Los Angeles.
Bulan lalu, Marliem telah melakukan kontak dengan Lembaga Perlindungan Saksi Indonesia (LPSK) beberapa kali dan mengatakan kepada media bahwa dia memiliki bukti rekaman digital yang melibatkan politisi mengenai skandal tersebut.
"Dia bilang dia agak takut karena dia memiliki bukti 500 gigabyte," kata wakil ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo kepada Reuters.
Marliem ditawari perlindungan oleh pihak berwenang pada akhir Juli namun belum mengajukan secara formal, Suroyo menambahkan.
"Dia meminta penjelasan tentang bagaimana cara mendaftar," katanya. "Tapi kemudian dia tiba-tiba meninggal."
Perusahaan Marliem, PT Biomorf Lone Indonesia, memenangkan tender untuk memasok teknologi identifikasi sidik jari otomatis dalam kasus yang dimulai pada tahun 2009, dan berpusat pada tuduhan yang jumlahnya berkisar antara 5 ribu dolar sampai 5.5 juta dolar dan dibagi-bagi dalam ruangan DPR.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menunjuk ketua DPR Setya Novanto, sebagai tersangka dalam penyelidikan skandal kartu identitas dan menargetkan setidaknya 37 orang termasuk politisi dan pejabat.
Novanto membantah melakukan kesalahan atas skandal di mana 2,31 triliun rupiah diduga telah dicuri.
Wakil ketua LPSK, Lili Pantauli Siregar, mengatakan jika badan tersebut telah menerima permohonan, pihaknya dapat segera melakukan tindakan untuk membantu.
Sebagai gantinya, katanya, Marliem telah mengiriminya link ke halaman penggalangan dana, meminta sumbangan sebesar 5 juta dolar.
"Saya mengerti dengan ini dia mencari sumbangan untuk hidup," tambahnya.
Menurut surat dakwaan KPK, Marliem menghasilkan 14,88 juta dolar dan 25,24 miliar rupiah dari proyek tersebut.
Marliem telah diwawancarai oleh penyidik KPK di luar negeri. Lili tidak memberikan spesifikasi kewarganegaraan yang Marliem pegang namun mengatakan bahwa dia akan diberi perlindungan terlepas dia warga negara Indonesia atau tidak.
KPK mengatakan pada hari Sabtu (12/8/2017) bahwa kematian Marliem tidak akan menggagalkan penyelidikan dan polisi mengatakan bahwa mereka bekerja dengan Biro Investigasi Federal AS untuk menyelidiki kematiannya. (marloft)