Sedekah Untuk Negeri Lewat Buku ?
Senin, 02 Maret 2020, 11:48 WIBBisnisNews.id --Pakar migas Dr Ibrahim Hasyim mengajak para ilmuwan, akademisi dan praktisi di sektor energi yang banyak pengetahuan dan pengalamannya tentang energi Minyak, Gas bumi, Energi Baru Terbarukan dan Batubara untuk menulis buku untuk Negeri. Buku akan menjadi warisan berharga sekaligus media pembelajaran bagi anak cucu mendatang.
Buku "Arah Bisnis Energi" yang ditulis Ibrahim, diakui merupakan sedekah pemikiranku untuk negeri. "Energi akan sangat penting bagi kehidupan manusia kedepan disamping pangan dan air bersih," kata putra Aceh itu di Jakarta.
Dikatakan, "saya sangat terharu mahasiswa Indonesia di luar negeri pada mau membeli buku ini karena sedikitnya literatur tentang energi di Indonesia."
Dia menambahkan pihaknya pun berencana untuk roadshow ke Universitas dan Perguruan Tinggi di daerah di Tanah Air. Hal ini penting, karena soal kondisi energi Indonesia sekarang dan kedepan di mengerti oleh generasi muda.
"Padahal, merekalah (generasi muda) yang akan menghadapi permasalahan energi itu kelak. Sebelum semua terjadi, maka generasi muda harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup, agar bisa menegahnya," kilah Ibrahim.
Krisis Energi ?
Kondisi dan apsokan energi nasional saat ini, menurut Ibrahim, sekitar 75% energi primer yang dihasilkan sekarang menggunakan energi fosil dan tak terbarukan. "Oleh karena itu, jika tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi bencana bagi umat manusia di hari mendatang," papar Ibrahim.
Ibrahim berharap ke depan dapat hadir sebuah masukan, terutama bagi Pemerintah dalam menentukan dan memandu arah bisnis untuk penyediaan energi yang dapat menjadi tolok ukur dan acuan untuk pengembangan bisnis energi di Indonesia yang lebih baik lagi.
"Jika tidak pandai mengatur ketersediaan energi dengan peningkatan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bisa terjadi ketidakcukupan gas bumi pada masa tertentu" tukas Ibrahim.
Sementara, Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa menjelaskan terkait bidang hilir migas secara singkat, khususnya bidang BBM dan jaringan gas.
"Konsumsi BBM total dalam setahun mencapai 75 juta KL yang terdiri dari 14,5 juta KL Jenis BBM Solar (JBT) dan 11 juta KL Premium (JBKP). Perlu kami informasikan bahwa untuk jenis Premium memang kini sudah tidak lagi disubsidi dalam APBN, tetapi dibebankan kepada Pertamina," tegas Fanshurullah.(helmi)