Seperti Nissan, Mobil Subaru Diinspeksi Staf Tak Bersertifikat
Jumat, 27 Oktober 2017, 16:45 WIBBisnisnews.id - Staf Subaru yang tidak bersertifikat telah melakukan inspeksi kendaraan di beberapa pabrik selama puluhan tahun, laporan media mengatakan pada hari Jumat 27 Oktober. Produsen mobil ini menjadi perusahaan Jepang terbaru yang terkena skandal.
Investigasi internal menemukan bahwa praktik tersebut telah berlangsung selama 30 tahun yang tampaknya sama seperti yang terjadi pada Nissan, menurut kantor berita Kyodo News dan media Jepang lainnya.
Laporan tersebut membuat saham Subaru turun lebih dari 3,0 persen pada awal perdagangan sebelum mengakhiri sesi pagi di 17,50 dolar, turun 1,93 persen.
Juru bicara Subaru di Tokyo menolak untuk mengomentari laporan tersebut dan mengatakan bahwa produsen mobil tersebut masih melakukan penyelidikan internal mengenai masalah tersebut.
Seorang eksekutif Subaru mengatakan beberapa inspeksi di dua pabrik di barat laut Tokyo dilakukan oleh pekerja yang belum mendapatkan sertifikasi, kata Kyodo.
"Praktik ini telah dilakukan lebih dari 30 tahun," kata eksekutif tersebut.
Hingga 300.000 kendaraan bisa terpengaruh, kata harian bisnis Nikkei.
Subaru menjual sekitar satu juta kendaraan setiap tahunnya.
Berita tersebut muncul setelah Nissan mengatakan awal bulan ini bahwa pihaknya akan menarik 1,21 juta mobil di pasar dalam negeri setelah muncul kasus bahwa staf yang tidak memenuhi syarat melakukan pemeriksaan akhir terhadap kendaraan sebelum dikirim ke dealer dan konsumen.
Pengakuan itu terjadi saat produseb baja besar asal Jepang Kobe Steel mengatakan bahwa mereka telah memalsukan data secara sistematis pada beberapa produk yang dikirim ke ratusan klien. (marloft)