Sistem Inaportnet di Priok Down, Pelayaran Desak Perbaikan
Jumat, 18 November 2016, 19:44 WIB
Bisnisnews.id - Pelayaran desak Kementerian Perhubungan perbaiki sistem Inaportnet di Tanjung Priok. Pasalnya, sejak di dilakukan go live pada 11 Nopember 2016, layanan kapal pada semua terminal mengalami gangguan.
Manager Operasi Samudera Indonesia, Capt. Supriyanto Sudarto mengatakan, penerapan aplikasi Inaportnet di Tanjung Priok seharusnya sudah jauh lebih baik, karena sebelumnya sudah diterapkan di tiga pelabuhan utama. Yaitu, Makassar, Belawan Medan dan Tanjung Perak Surabaya.
Sayangnya, kata Supriyanto, ketika aplikasi itu diterapkan di Tanjung Priok, layanan kapal menjadi sangat terganggu. Dia menyebutkan, kapal bukan saja tidak bisa sandar tapi juga tidak bisa keluar. " Dokumen kapal yang dimasukan dalam sistem itu tidak bisa masuk, sehingga kapal tertahan, ini kan jadi masalah dalam lima hari terakhir," kata Supriyanto, Jumat (16/11/2016) di tengah-tengah acara Coffe Morning INSA di Jakarta.
Acara yang digagas DPP INSA itu dihadiri para pemangku kepentingan di pelabuhan seperti Direktur Utama PT Pelindo II, Elvyn G. Masassy; Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi; Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, I Nyoman Gede Saputra; Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Marwansyah, DPC INSA Jaya dan DPC INSA Sunda Kelapa.
Kata Supriyanto, seharusnya ketika dokumen di submit atau diserahkan ke dalam sistem layanan Inapornet, sistem yang ada langsung memproses tanpa harus menuggu lama. Nyatanya, kata Supriyanto, banyak kapal yang terpaksa harus menunggu berhari-hari untuk bisa sandar. Demikian juga kapal yang sudah selesai bongkar-muat di dermaga, tidak bisa keluar.
" Kami minta ini disikapi secara serius, sebab, lamanya kapal di pelabuhan, dapat menimbukan biaya tinggi bagi perusahaan pelayaran maupun pemilik barang," jelasnya.
Ungkapan serupa juga dikeluhkan Sunu Aji Tarjono, GM Operation Departmen Maersk Line Indonesia, dalam Coffe Morning INSA itu mengatakan, lamanya pelayanan di pelabuhan Tanjung Priok dalam beberapa hari ini, berdampak buruk terhadap kepercayaan pasar. Bukan hanya beban biaya yang harus ditanggung pelayaran, tapi juga pemilik barang.
Idealnya, aplikasi layanan online tersebut, dilakukan ujicoba berulang-ulang untuk memastikan perangkat yang digunakan benar-benar berfungsi secara baik. Dengan demikian, tidak ada lagi penundaan layanan.
" Kami kan menginginkan, dengan sistem layanan internet yang sudah dilakukan di tiga pelabuhan utama itu, saat diterapkan di Tanjung Priok, pelayanan jadi lebih cepat, nyatanya tidak," kata Sunu.
Menyikapi keluhan perusahaan pelayaran itu, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, I Nyoman Gde Saputra menjelaskan, sebelum go live Inaportnet pada 11 Nopember 2016, telah dilakukan sosialisasi kepada 10 perusahaan pelayaran. Hasilnya, cukup bagus, bahkan sejumlah pegawai dari pelayaran diberikan penjelasan, cara mengoperasikan sistem tersebut.
" Kalau sosialisasi sudah pasti dilakukan, ini kami lakukan dengan melibatkan 10 perusahaan pelayaran. Memang tidak semua pelayaran, kami pilih yang besar-besar," kata Nyoman.
Kendati demikian, Nyoman menepis tudingan banyaknya kapal yang tertunda pelayanannya di Tanjung Priok pasca pengoperasian Inaportnet. Dikatakan, kalau sekarang ini ada masalah, betul, tapi tidak sebanyak yang dikatakan perusahaan pelayaran.
Ketika, Ipaortnet diterapkan di pelabuhan Makassar, kata Nyoman, gangguan juga terjadi dan isa langsung diatasi, sehingga pelayanannya kembali normal. kberhasilan di makassar, dilanjutkan ke Belawan Medan dan Tanjung Perak Surabaya.
" Ini kan teknologi, kelemahan pasti ada, makanya kita terus perbaiki. Lagi pula ini kan baru go live belum penerapan secara penuh, masih banyak waktu untuk dilakukan perbaikan," jelasnya.
Niat pemerintah menerapkan layanan internet untuk kapal di pelabuhan, kata Nyoman, agar pengelolaan pelabuhan di Indonesia, terutama empat pelabuhan besar, seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak Surabaya, Belawan Medan dan Makassar, lebih efisien. Pemerintah juga terus berupaya memberikan layanan terbaik kepada pelayaran, termasuk juga pemilik barang.
Pada sisi lain,Manager Operasi Samudera Indonesia, Cpt. Supriyanto Sudarto mengatakan, seharusnya bukan hanya 10 pelayaran yang dilibatkan dalam sosialisasi itu. Bahkan dari 10 perusahaan pelayaran, belum tentu karyawan yang dutus mengikuti sosialisasi paham terhadap sitem layanan aplikasi Inaportnet.
" Saya kira banyak yang belum paham cara mengoperasikannya. ereka yang kurang paham ini, juga memberikan kontribusi tertundanya kapal masuk kedalam pelayanan di Tanjung Priok," jelasnya.
Selain itu, kata Supriyanto, bagaimana dengan pelayaran lain yang tidak dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi. " Makanya saya katakan, sosialisasi layanan Inaportnet itu harus menyeluruh, kepada semua perusahaan pelayaran yang ada," jelasnya.