SP2020 Gunakan Dana Rp4 Triliun, Ini Peruntukannya
Sabtu, 15 Februari 2020, 10:40 WIBBisnisNews.id -- Badan Pusat Statistik (BPS) mulai menggelar sensus penduduk (SP2020) di seluruh Indonesia. Secara resmi, sensus ini dimulai Sabtu (15/2/2020) jam 00.00 WIB.
Periode pertama SP2020 dilakukan secara mandiri online. Prosesnya dilakukan mulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020. Sedang peridoe kedua atau wawancara ke rumah-rumah dilakukan Juli 20202 untuk melengkpai dan menyempurnakan SP2020 online.
Sekretaris Utama BPS Adi Lumaksono mengatakan, SP2020 membutuhkan dana Rp4 triliun. Dana tersebut sudah lengkap mulai sosialisasi, pendataan, server IT, petugas di lapangan dan lainnya.
"Dengan perbandingan jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa, maka setiap penduduk ini hanya memutuhkan biaya Rp14.000. Tapi, jumlah itu hampir 50% akan kembali ke petugas bukan oknum di BPS," kata Adi didampingi Deputy Statistik Sosial BPS Margo Yuwono.
BPS memproyeksikan, dengan SP2020 online akan mampu meng-cover sampai 31% populasi penduduk. "Selebihnya, akan dilengkapi dengan sensus manual dengan wawancara ke rumah-rumah. Kita berharap, seluruh penduduk terutama kaum milenilaz mendukung proses SP2020 ini," jelas Adi.
Untuk mendukung pelaksanaan SP2020, BPS akan merekrut petugas pencacah sampai 390 ribu orang. Penerimaan petugas ini akan diumumkan April 2020 mendatang.
"Tapi, mereka akan diseleksi sesuai standar dan kebutuhan BPS. Siapapun boleh mendaftar, tapi harus memenuhi syarat. Misanya, minila lulusan SLA, lolos selesi, bisa menggunakan HP/ IT dan lainnya," kilah Adi.
2 Juta Orang Per Menit
Sejak dibuka SP2020 online Sabtu dini hari, menurut Adi, sudah banyak penduduk Indonesia yang melakukan pengisian data secara online. Tapi, masih belum sesuai harapan, karena diduga banyak yang mengakses.
"Jadi, internet menjadi lambat. Mereka bisa mengakes dengan NIK/ No KTP dan akan diebrikan password. Selanjutnya, mereka bisa meng-up date datanya dua kali sampai 31 Maret 2020 mendatang," kilah Adi.
Sementara, Margo Yuwono menambahkan, server BPS untuk SP2020 mampu melayani 2 juta kliker atau pengguna internet sampai 2 juta orang per menit. "Selama jumlah kliker masih di angka tersebut, masih aman dan lancar. Oleh karena itu bagi merwka di daerah diharap sabar dan hati-hati," kata Margo.
Selain itu, BPS menggaet konsultas Ahli dari ITB, Kementerian Kominfo serta BPS Australia untuk membantu menjaga dan mengamankan server BPS termasuk dari potensi serangan oara hacker. "Tapi, kita berharap semua akan aman dan tidak diganggu hacker."
"Dengan asumsi kerja keras mereka (para kolsultan), kita optimis server BPS akan aman dan bisa dijaga dan para spekulan hacker itu," jelas Margo.
SP2020 ini, menurut Margo, dibuat dan direncanakan secara efektif dan efisien. Pertama dilakukan secara online, sehingga lebih mudah, murah dan cepat. "Jika belum lengkap, akan dilakukan wawancara ke rumah pada Juli mendatang," sebut dia.
Melalui SP2020 online, tambah Margo, maka ada penghematan seperti paperless, tenaga lapangan sedikit, prosesnya cepat dan akurat. "Sistem ini, akan jauh leih cepatt dan akurat dan melibatkan tenaga pencacah yang lebih kecil," tegas Margo.(helmi)